kewirausahaan
TARBIYAH
7A
A. KERIPIK
CENGEH (CABE) BAGUSA
B. LATAR
BELAKANG
Adalah
Pak Dul, seorang tetangga saya yang sekitar 2 tahunan ini menjalankan usaha
makanan ringan. Dan usaha yang dijalankan tersebut cukup lancar hingga mampu
membeli sepetak tanah dan membangun rumah.
Bila
melihat jauh ke belakang, pak Dul ini dulunya berjualan mie ayam di rumah
kontrakannya, namun karena tidak terlalu lancar hingga pak Dul ini memutar otak
pindah bisnis usaha makanan ringan.
Jenis
makan ringan pertamanya adalah krupuk yang dikemas dengan sambal sauce. Di
sinilah awal sukses dari bisnis pak Dul ini. Dengan dibantu tiga orang karyawan
yang masih tetangga sekitar kontrakan, pak Dul ini mendistribusikan jajanannya
ke toko-toko dan warung-warung, atau bila ada yang sekedar ingin cemilan di
rumah juga bisa langsung datang memesan.
Seiring
dengan waktu, krupuk pak Dul ini juga agak sepi peminatnya, hingga kemudian Pak
Dul ini mengganti jenis produknya dengan makaroni dan mie pluntir. Makaroni dan
mie pluntir ini tidak serta merta di jual dengan rasa original, namun sudah
dimodifikasinya dengan bumbu pedas racikannya yang ternyata memang diminati
oleh warga. Dan hingga sampai saat ini Pak Dul tetap setia menjalankan bisnis
tersebut dan tinggal di sebuah rumah permanen beserta istri dan dua orang
anaknya.
Karena
masyarakat sangat meminati janis cemilan yang pedas dan kebetulan saya sudah
mempunyai teman yang kebanyakan usahanya adalah toko rumahan, maka saya
tertarik untuk memasuki bisnis di dunia makanan ringan yang masih satu rasa
dengan makaroni dan mie pluntir pedasnya pak Dul.
C. PRODUK
Usaha
ini akan menjual produk makanan ringan jenis keripik singkong pedas.
1. Bahan
dan Peralatan
a. Bahan
Singkong, cabai merah,
garam, gula, minyak goreng, penyedap rasa, bumbu masak (misal royco).
b. Peralatan
Pisau, serut keripik,
blender, peralatan masak lainnya, plastik kemas, staples.
2. Proses
produksi
a. Mengolah
bahan
·
Membuat keripik
1) Pisahkan
singkong dari kulitnya
2) Bersihkan
singkong dengan cara direndam
3) Serut
singkong dengan serut keripik
4) Jemur
hingga kering
5) Goreng
hingga berwarna kuning.
NB (Untuk menyingkat
waktu produksi sebaiknya menggunakan keripik singkong yang sudah jadi.
·
Meracik bumbu
1) Cabai
merah dibersihkan dari bijinya
2) Keringkan
cabai merah dengan cara dijemur
3) Haluskan
Cabai merah yang sudah kering dan racik dengan bumbu masak (misal royco), gula,
penyedap rasa
4) Campur bumbu tersebut dengan keripik singkong sampai
rata.
b. Mengemas
1) Siapkan
plastik kemas
2) Masukkan
keripik singkong pedas
3) Tutup
dengan cara distaples ujung plastik kemas.
3. Tenaga
kerja
a. Tenaga
kerja produksi
Kita dapat memanfaatkan
dari pihak keluarga, tetangga atau bahkan teman yang membutuhkan pekerjaan.
b. Tenaga
kerja distribusi
Untuk merintis bisnis,
sebaiknya kita sendiri yang mendistribusikan produk kita.
D. PEMASARAN
1. Potensi
pasar
a. Sasaran
bisnis
Yang menjadi sasaran
bisnis adalah tempat yang menjadi pusat aktivitas perekonomian warga, yaitu :
·
Toko rumahan
·
Warung makan
·
kantin
b. Persaingan
pasar
Yang menjadi saingan
dalam pemasaran adalah produk-produk pabrikan dan produk-produk rumahan lain
yang telah ada sebelumnya.
2. Marketing
mix
a. Keunikan
dari keripik singkong ini berbentuk wajik (segitiga), rasa pedasnya beragam
sehingga pelanggan dapat memilih tingkatan pedasnya sesuai selera. Pelanggan
dapat mengetahui tingkat rasa pedas sesuai dengan tanda pada kemasan.
b. Harga
dalam satu kemasan berbeda-beda sesuai dengan ukuran dan tingkat pedas. Semakin
pedas maka harga juga akan bertambah. Dalam tiap pembelian minimal 5 bungkus
akan mendapatkan bonus gratis satu bungkus dengan tipe yang sama.
c. Agar
pelanggan dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan keripik cengeh, maka tiap
pendistribusian akan disertakan kartu nama atau minimal nomer handphone yang
dapat dihubungi untuk memesan.
d. Dalam
rangka promosi atau publikasi produk, maka untuk pertama kali kita hanya
mendistribusikan produk dengan status titipan (menitipkan barang di
warung-warung ataupun toko-toko). Dan tiap 2 hari sekali kita akan mengecek
kembali produk kita, bila hasilnya bagus maka kita akan berani untuk menambah
barang yang akan kita titipkan.
E. MODAL
1. Modal
yang diperlukan
Untuk menghemat biaya
permodalan maka kita dapat memanfaatkan peralatan serta bahan-bahan yang
sekiranya sudah tersedia di rumah kita, seperti serut keripik, blender, pisau,
staples, dan wajan.
Modal utama yang
diperlukan untuk menyediakan keripik adalah sebesar Rp. 24.000,- per 2 kg (ini
ketika menggunakan keripik yang sudah jadi untuk menghemat waktu produksi).
Cabai merah ½ kg harganya Rp. 7000,-, bumbu masak (misal royco) 5 sachet dengan
harga Rp. 2500,-, penyedap rasa 1 kemasan Rp. 1000,-, plastik kemasan 1 bungkus
Rp. 5000,-, biaya distribusi harian Rp. 7000,- per hari.
Jadi total modal
keseluruhaan produksi dalam 1 hari (biaya operasional) yang dibutuhkan adalah Rp.
46.500,-.
Jadi dalam kurun waktu
1 minggu modal yang dibutuhkan sebesar 46.500 x 7 = Rp. 325.500,-.
2. Asal
modal
Mengenai asal modal,
kita menggunakan uang yang sempat kita tabung, atau dengan hasil gadaian alat
elektronik.
F. KEUANGAN
Modal
yang diperlukan dalam proses produksi dan biaya operasional dalam 1 minggu
sebesar Rp. 325.500,-.
Dalam
1 hari kita dapat menghasilkan 100 bungkus keripik cengeh dengan harga Rp.
500,- per bungkus dari 2 kg keripik singkong Rp. 24.000,-. Sehingga dari 100
bungkus tersebut kita dapat menghasilkan pundi uang sebesar Rp. 500.000,- dalam
1 hari.
Keuntungan
secara keseluruhan dalam 1 minggu adalah 500.000x7 = Rp. 3.500.000,-.
Keuntungan ini masih kita kurangi dengan gaji karyawan dan biaya operasional.
Gaji karyawan perhari adalah Rp. 10.000,- per-orang(dalam hal ini terdapat 3 karyawan).
Jadi
keuntungan bersih dalam 1 minggu yang masuk adalah keuntungan keseluruhan
(kotor) dikurangi biaya operasional harian dan dikurangi gaji karyawan.
3.500.000-325.500-(30.000x7)=3.500.000-325.500-210.000=2.964.500
Category: makalah PAI, mata kuliah
0 komentar