Recent Posts

KARYA ILMIAH "KEKERINGAN DI INDONESIA"

Unknown | 16:43:00 | 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  
Dalam geografi, Khatulistiwa yang di dalam bahasa Inggris disebut dengan Equator adalah garis imajinasi keliling bumi yang membagi bumi menjadi dua belahan yang sama yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Garis Khatulistiwa yang juga disebut dengan Ekuator ini terletak di lintang nol derajat bumi dengan kepanjangan garisnya sekitar 40.075km, diantaranya 78.7% air dan 21,3% darat.[1]
Pada umumnya, daerah-daerah yang terletak di garis Khatulistiwa memiliki Hutan Hujan Tropis atau Rainforest, hal ini dikarenakan curah hujannya yang tinggi yaitu sekitar 98 inci hingga 138 inci per tahun. Dalam setahun, terdapat 200 hari adalah hari Hujan. Sedangkan Rata-rata suhu di garis Khatulistiwa pada siang hari adalah sekitar 30˚C dan malam hari adalah 23˚C. Di Khatulistiwa.[2]
Terdapat 13 Negara yang terletak di Garis Khatulistiwa, salah satu diantaranya adalah Republik Indonesia. Oleh sebab itumaka di Indonesia sendiri terdapat dua musim. Yang pertama musim hujan atau musim basah, yaitu musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Yang kedua musim kemarau, di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan.[3]   
B.     Permasalahan    
Indonesia saat ini dapat dikatakan baru memasuki musim panas. Jika berlangsung secara normal, maka puncak musim panas biasanya akan jatuh pada Juli atau Agustus setiap tahunnya. Mundurnya puncak musim panas pun berdampak pada waktu datangnya musim hujan tahun ini. Padahal secara normal awal musim hujan dimulai bulan September atau Oktober. Namun kenyataan yag terjadi adalah sampai akhir bulan Oktober masih belum juga turun hujan sebagai pertanda pergantian musim.    
Pasca lebaran ramadhan beberapa bulan silam, publik di Indonesia nampaknya semakin akrab dengan kabar di berbagai media yang berbicara tentang bencana kekeringan. Kemarau panjang yang sudah berlangsung setidaknya sejak Mei silam telah membawa banyak sekali penderitaan. Nyatanya bencana kekeringan memang telah menghadang di depan mata.
Selama lebih dari 3 bulan, seluruh wilayah di Indonesia hampir serentak merasakan perbedaan musim yang cukup siginifikan. Biasanya, suhu tropis di Indonesia cenderung hangat namun sejuk, dengan tingkat intensitas hujan yang cukup tinggi. Namun memasuki Mei kemarin, fase musim kemarau telah tiba. Cuaca pun perlahan berubah menjadi kebalikannya. Suhu panas terik di siang hari, udara kering dan gersang, rumput menguning karena kekurangan air, hingga yang paling terasa dampaknya adalah kekeringan massal bagi sumur-sumur air dalam milik warga.
Lantas apa sesungguhnya yang menyebabkan bencana kemarau atau kekeringan di negeri ini? Musim kemarau panjang memiliki korelasi yang amat sangat erat dengan bencana kekeringan. Namun apa yang menjadi alasan kemarau dapat terjadi di Indonesia?
C.    Tujuan  
1.      Untuk mengetahui apa sesungguhnya yang menyebabkan bencana kemarau atau kekeringan di negeri ini ?   
2.      Untuk  mengetahui bagaimana cara mengatasi kemarau yang terjadi di Indonesia ?                      
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penyebab
Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan alasan mengapa musim kemarau dapat terjadi di Indonesia,[4] baik karena faktor alam maupun kesalahan manusia, yaitu :
1.      Letak Geografis Indonesia yang Berada di Tengah Garis Khatulistiwa
Hampir dipastikan semua orang di negeri tahu dan menyadari bahwa tanah kebanggaan yang mereka pijak berada persis di garis khatulistiwa. Karena posisi geografis inilah, Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pergerakan angin yang bertiup di negara khas yang berada di khatulistiwa telah sebabkan proses alamiah terjadinya dua musim tersebut.
2.      Gejala Perubahan Cuaca
Wilayah Indonesia yang terdiri dari samudera dan lautan luas sebabkan perilaku aliran angin muson timur di antara bulan April hingga Oktober. Angin periodik setiap setahun sekali ini mengalirkan hawa panas dari gurun gersang Benua Australia yang sangat luas daratannya menuju ke wilayah Indonesia.
3.      Udara dan Alam yang Makin Rusak dan Tercemar
Walaupun secara tidak langsung mempengaruhi gejala musim kemarau, namun ternyata perubahan kandungan udara dan alam yang sudah sangat tercemar ikut memberikan andil bencana kekeringan. Polusi dan alam yang tercemar secara akumulatif membawa dampak kerugian pada berkurangnya keseimbangan alam. Akibatnya jika kemarau panjang melanda, maka air tanah akan cepat kering karena minimnya pepohonan, atau jika musim kemarau tiba maka kualitas udara akan bertambah semakin buruk atau kualitas air akan sangat tercemar.
4.      Gejala Alamiah Bumi Berwujud El Nino.
Secara arti ilmiah, El Nino dapat dijelaskan sebagai gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di sekitar garis ekuator khususnya di bagian Tengah dan Timur, tak jauh dari wilayah Pantai Negara Peru. Selain itu, El Nino pun berdampak pada menurunnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator bagian barat.
B.     Cara Mengatasi
Negara kita Indonesia memiliki dua buah musim. Yakni musim hujan dan musim kemarau. Seringkali setiap tahunnya, Indonesia mengalami kondisi dimana musim kemarau lebih panjang dari biasanya. Hal ini mengakibatkan terjadinya kekeringan di beberapa daerah. Kejadian ini terus berulang dan berulang. Banyak pihak yang dirugikan oleh kondisi kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan. Salah satunya adalah petani yang tanamannya terancam gagal panen karena kekeringan. Selain itu, kekeringan juga menyebabkan air bersih menjadi langka dan mahal di beberapa tempat.
Mengingat kondisi yang hampir selalu terjadi setiap tahunnya ini, diperlukan cara mengatasi kekeringan yang setidaknya dapat menangani dan membantu kita melewati kondisi yang satu ini.[5]
1.      Cara mengatasi kekeringan dengan embung
Cara mengatasi kekeringan yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan membuat embung alias penampung air hujan. Nantinya, embung ini dapat digunakan sebagai penyedia air ketika musim kemarau panjang tiba. Embung ini dapat membantu untuk mengairi tanaman-tanaman yang ‘terjebak’ ketika musim kemarau tiba, sehingga tanaman-tanaman tersebut tidak akan mati karena kekurangan air. Cara ini cukup efektif dan dapat digunakan oleh para petani, mengingat seringnya terjadi gagal panen karena kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan. Pertimbangkanlah seberapa banyak air yang akan dibutuhkan ketika membuat embung. Semakin besar embung yang dibuat maka akan semakin banyak pula air yang tertampung, maka akan semakin banyak pula lahan dan tanaman yang dapat diairi.
2.      Cara mengatasi kekeringan dengan memelihara waduk
Selanjutnya, ketika musim kemarau banyak sumber air yang mengalami kekeringan. Misalnya, waduk. Untuk mengatasi hal tersebut maka cara mengatasi kekeringan yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah waduk mengalami pendangkalan. Pasalnya, jika terjadi pendangkalan maka kapasitas air dalam waduk akan berkurang dan menyebabkan waduk menjadi cepat kering ketika musim kemarau tiba. Penyebab dari pendangkalan ini adalah karena adanya sedimentasi butiran tanah yang dibawa oleh aliran sungai dari daerah hulu akibat dari rusaknya ekosistem hulu. Untuk menghindari pendangkalan waduk ini, maka perlu dilakukan pengerukan agar waduk menjadi lebih dalam lagi. Dengan begitu, waduk pun mampu menampung air lebih banyak lagi.
3.      Cara mengatasi kekeringan dengan penghijauan
Jangan lupa juga untuk selalu melakukan penghijauan. Ini merupakan cara mengatasi kekeringan yang paling klasik tapi tidak boleh dilewatkan. Penghijauan sebaiknya di lakukan di daerah hulu disertai dengan pengurangan konversi lahan di daerah hulu. Konversi lahan ini mampu mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap air hujan. Penghijauan ini nantinya bisa mengurangi terjadinya sedimentasi sehingga tidak akan terjadi pendangkalan waduk. Tanaman yang ditanam pada lahan-lahan kosong mampu menjaga butiran tanah ketika hujan tiba. Tanaman yang rapat juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air hujan, mengurangi aliran permukaan dan penguapan sehingga akhirnya air tanah akan tersedia lebih lama.
4.      Terakhir, sebaiknya berikan peringatan kepada masyarakat bahwa akan terjadi kekeringan. Dengan begitu masyarakat dapat bersiap-siap untuk mencari cara mengatasi kekeringan yang dapat membantu mereka. Peringatan ini sangat penting untuk dilakukan. Terutama bagi para petani. Sehingga mereka dapat mempertimbangkan kapan saat yang pas untuk menanam, sehingga tidak akan terjadi gagal panen karena kekeringan. Selain itu, pemerintah seharusnya bisa membantu masyarakat dengan memberikan pompa air. Pompa air sangat penting karena dapat membantu pengadaan air untuk irigasi ketika pasokan air yang dibutuhkan kurang atau tidak mencukupi. Nantinya dengan pompa air tersebut, petani dapat mengatasi kelangkaan air dengan memompa air dari sungai atau sumber-sumber air sekitar.

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari pembahasan-pembahasan yang ada di atas, penyebab mengapa di Indonesia terjadi musim kemarau adalah :
1.      Letak geografis Indonesia yang berada di tengah garis khatulistiwa
2.      Gejala perubahan cuaca
3.      Udara dan Alam yang makin rusak dan tercemar
4.      Gejala Alamiah Bumi berwujud El Nino.
Sedangkan beberapa cara untuk mengatasi kemarau yang panjang adalah sebagai berikut :
1.      Dengan membuat embung (tadah hujan)
2.      Memelihara waduk
3.      Dengan penghijauan
4.      Pemerintah segera memberi peringatan kepada masyarakat bahwa akan terjadi kekeringan.
B.     Saran
Untuk teman-teman :
a.       agar tidak melakukan hal apapun yang berdampak atau berpotensi merusak lingkungan.
b.      Ikut menjaga kelestarian alam dengan cara menanam pohon atau paling tidak jangan merusak pohon dan tanaman sembarangan.
c.       Tetap belajar agar lebih berprestasi.






DAFTAR PUSTAKA
http://caraterbarumengatasi.com/2014/08/13/cara-mengatasi-kekeringan-ketika-musim-kemarau-tiba/




[2] http://ilmupengetahuanumum.com/negara-negara-yang-terletak-di-garis-khatulistiwa/(31/10/2015_20.10)
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Musim_hujanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Musim_hujan(31/10/2015_20.30)
[4] http://blog.act.id/ini-penyebab-bencana-kekeringan-di-indonesia-berlangsung-lama/(31/10/2015_21.00)
[5] http://caraterbarumengatasi.com/2014/08/13/cara-mengatasi-kekeringan-ketika-musim-kemarau-tiba/(31/10/2015)

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh