KARYA ILMIAH "KEKERINGAN DI INDONESIA"
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam geografi, Khatulistiwa
yang di dalam bahasa Inggris disebut dengan Equator adalah
garis imajinasi keliling bumi yang membagi bumi menjadi dua belahan yang sama
yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Garis Khatulistiwa yang juga
disebut dengan Ekuator ini terletak di lintang nol derajat bumi dengan
kepanjangan garisnya sekitar 40.075km, diantaranya 78.7% air dan 21,3% darat.[1]
Pada umumnya, daerah-daerah yang
terletak di garis Khatulistiwa memiliki Hutan Hujan Tropis atau Rainforest,
hal ini dikarenakan curah hujannya yang tinggi yaitu sekitar 98 inci hingga 138
inci per tahun. Dalam setahun, terdapat 200 hari adalah hari Hujan. Sedangkan
Rata-rata suhu di garis Khatulistiwa pada siang hari adalah sekitar 30˚C dan
malam hari adalah 23˚C. Di Khatulistiwa.[2]
Terdapat 13 Negara yang terletak di
Garis Khatulistiwa, salah satu diantaranya adalah Republik Indonesia. Oleh
sebab itumaka di Indonesia sendiri terdapat dua musim. Yang pertama musim
hujan atau musim basah, yaitu musim dengan ciri
meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan
biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di
wilayah dengan iklim tropis.
Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi
apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut
telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus.
Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya
dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Yang
kedua musim kemarau, di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim
kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan.[3]
B.
Permasalahan
Indonesia saat ini dapat dikatakan baru
memasuki musim panas. Jika berlangsung secara normal, maka puncak musim panas
biasanya akan jatuh pada Juli atau Agustus setiap tahunnya. Mundurnya puncak
musim panas pun berdampak pada waktu datangnya musim hujan tahun ini. Padahal secara
normal awal musim hujan dimulai bulan September atau Oktober. Namun kenyataan
yag terjadi adalah sampai akhir bulan Oktober masih belum juga turun hujan sebagai
pertanda pergantian musim.
Pasca lebaran ramadhan beberapa bulan
silam, publik di Indonesia nampaknya semakin akrab dengan kabar di berbagai
media yang berbicara tentang bencana kekeringan. Kemarau panjang yang sudah
berlangsung setidaknya sejak Mei silam telah membawa banyak sekali penderitaan.
Nyatanya bencana kekeringan memang telah menghadang di depan mata.
Selama lebih dari 3 bulan, seluruh
wilayah di Indonesia hampir serentak merasakan perbedaan musim yang cukup
siginifikan. Biasanya, suhu tropis di Indonesia cenderung hangat namun sejuk,
dengan tingkat intensitas hujan yang cukup tinggi. Namun memasuki Mei kemarin,
fase musim kemarau telah tiba. Cuaca pun perlahan berubah menjadi kebalikannya.
Suhu panas terik di siang hari, udara kering dan gersang, rumput menguning
karena kekurangan air, hingga yang paling terasa dampaknya adalah kekeringan
massal bagi sumur-sumur air dalam milik warga.
Lantas apa sesungguhnya yang menyebabkan
bencana kemarau atau kekeringan di negeri ini? Musim kemarau panjang memiliki
korelasi yang amat sangat erat dengan bencana kekeringan. Namun apa yang
menjadi alasan kemarau dapat terjadi di Indonesia?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
apa sesungguhnya yang menyebabkan bencana kemarau atau kekeringan di negeri ini
?
2.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kemarau
yang terjadi di Indonesia ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Penyebab
Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan
alasan mengapa musim kemarau dapat terjadi di Indonesia,[4]
baik karena faktor alam maupun kesalahan manusia, yaitu :
1.
Letak Geografis Indonesia yang
Berada di Tengah Garis Khatulistiwa
Hampir
dipastikan semua orang di negeri tahu dan menyadari bahwa tanah kebanggaan yang mereka
pijak berada persis di garis khatulistiwa. Karena posisi geografis inilah,
Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pergerakan
angin yang bertiup di negara khas yang berada di khatulistiwa telah sebabkan
proses alamiah terjadinya dua musim tersebut.
2.
Gejala Perubahan Cuaca
Wilayah
Indonesia yang terdiri dari samudera dan lautan luas sebabkan perilaku aliran
angin muson timur di antara bulan April hingga Oktober. Angin periodik setiap
setahun sekali ini mengalirkan hawa panas dari gurun gersang Benua Australia
yang sangat luas daratannya menuju ke wilayah Indonesia.
3.
Udara dan Alam yang Makin Rusak dan Tercemar
Walaupun
secara tidak langsung mempengaruhi gejala musim kemarau, namun ternyata
perubahan kandungan udara dan alam yang sudah sangat tercemar ikut memberikan
andil bencana kekeringan. Polusi dan alam yang tercemar secara akumulatif
membawa dampak kerugian pada berkurangnya keseimbangan alam. Akibatnya jika
kemarau panjang melanda, maka air tanah akan cepat kering karena minimnya
pepohonan, atau jika musim kemarau tiba maka kualitas udara akan bertambah
semakin buruk atau kualitas air akan sangat tercemar.
4.
Gejala Alamiah Bumi Berwujud El
Nino.
Secara arti
ilmiah, El Nino dapat dijelaskan sebagai gejala penyimpangan kondisi laut yang
ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di sekitar
garis ekuator khususnya di bagian Tengah dan Timur, tak jauh dari wilayah
Pantai Negara Peru. Selain itu, El Nino pun berdampak pada menurunnya suhu
permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator bagian barat.
B. Cara Mengatasi
Negara kita Indonesia memiliki dua buah
musim. Yakni musim hujan dan musim kemarau. Seringkali setiap tahunnya,
Indonesia mengalami kondisi dimana musim kemarau lebih panjang dari biasanya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya kekeringan di beberapa daerah. Kejadian
ini terus berulang dan berulang. Banyak pihak yang dirugikan oleh kondisi
kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan. Salah satunya adalah petani yang
tanamannya terancam gagal panen karena kekeringan. Selain itu, kekeringan juga
menyebabkan air bersih menjadi langka dan mahal di beberapa tempat.
Mengingat kondisi yang hampir selalu
terjadi setiap tahunnya ini, diperlukan cara mengatasi kekeringan yang
setidaknya dapat menangani dan membantu kita melewati kondisi yang satu ini.[5]
1. Cara
mengatasi kekeringan dengan embung
Cara
mengatasi kekeringan yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan membuat
embung alias penampung air hujan. Nantinya, embung ini dapat digunakan sebagai
penyedia air ketika musim kemarau panjang tiba. Embung ini dapat membantu untuk
mengairi tanaman-tanaman yang ‘terjebak’ ketika musim kemarau tiba, sehingga
tanaman-tanaman tersebut tidak akan mati karena kekurangan air. Cara ini cukup
efektif dan dapat digunakan oleh para petani, mengingat seringnya terjadi gagal
panen karena kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan. Pertimbangkanlah
seberapa banyak air yang akan dibutuhkan ketika membuat embung. Semakin besar
embung yang dibuat maka akan semakin banyak pula air yang tertampung, maka akan
semakin banyak pula lahan dan tanaman yang dapat diairi.
2. Cara
mengatasi kekeringan dengan memelihara waduk
Selanjutnya,
ketika musim kemarau banyak sumber air yang mengalami kekeringan. Misalnya,
waduk. Untuk mengatasi hal tersebut maka cara mengatasi kekeringan yang dapat
dilakukan adalah dengan mencegah waduk mengalami pendangkalan. Pasalnya, jika
terjadi pendangkalan maka kapasitas air dalam waduk akan berkurang dan
menyebabkan waduk menjadi cepat kering ketika musim kemarau tiba. Penyebab dari
pendangkalan ini adalah karena adanya sedimentasi butiran tanah yang dibawa oleh
aliran sungai dari daerah hulu akibat dari rusaknya ekosistem hulu. Untuk
menghindari pendangkalan waduk ini, maka perlu dilakukan pengerukan agar waduk
menjadi lebih dalam lagi. Dengan begitu, waduk pun mampu menampung air lebih
banyak lagi.
3. Cara
mengatasi kekeringan dengan penghijauan
Jangan
lupa juga untuk selalu melakukan penghijauan. Ini merupakan cara mengatasi
kekeringan yang paling klasik tapi tidak boleh dilewatkan. Penghijauan
sebaiknya di lakukan di daerah hulu disertai dengan pengurangan konversi lahan
di daerah hulu. Konversi lahan ini mampu mengurangi kemampuan lahan dalam
menyerap air hujan. Penghijauan ini nantinya bisa mengurangi terjadinya
sedimentasi sehingga tidak akan terjadi pendangkalan waduk. Tanaman yang
ditanam pada lahan-lahan kosong mampu menjaga butiran tanah ketika hujan tiba.
Tanaman yang rapat juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam
menyerap air hujan, mengurangi aliran permukaan dan penguapan sehingga akhirnya
air tanah akan tersedia lebih lama.
4. Terakhir,
sebaiknya berikan peringatan kepada masyarakat bahwa akan terjadi kekeringan.
Dengan begitu masyarakat dapat bersiap-siap untuk mencari cara mengatasi
kekeringan yang dapat membantu mereka. Peringatan ini sangat penting untuk
dilakukan. Terutama bagi para petani. Sehingga mereka dapat mempertimbangkan
kapan saat yang pas untuk menanam, sehingga tidak akan terjadi gagal panen
karena kekeringan. Selain itu, pemerintah seharusnya bisa membantu masyarakat
dengan memberikan pompa air. Pompa air sangat penting karena dapat membantu
pengadaan air untuk irigasi ketika pasokan air yang dibutuhkan kurang atau
tidak mencukupi. Nantinya dengan pompa air tersebut, petani dapat mengatasi
kelangkaan air dengan memompa air dari sungai atau sumber-sumber air sekitar.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
pembahasan-pembahasan yang ada di atas, penyebab mengapa di Indonesia terjadi
musim kemarau adalah :
1.
Letak geografis Indonesia
yang berada di tengah garis khatulistiwa
2.
Gejala perubahan cuaca
3.
Udara dan Alam yang makin rusak dan
tercemar
4.
Gejala Alamiah Bumi berwujud El
Nino.
Sedangkan
beberapa cara untuk mengatasi kemarau yang panjang adalah sebagai berikut :
1.
Dengan membuat embung
(tadah hujan)
2.
Memelihara waduk
3.
Dengan
penghijauan
4.
Pemerintah
segera memberi peringatan kepada masyarakat bahwa akan terjadi kekeringan.
B. Saran
Untuk teman-teman :
a. agar
tidak melakukan hal apapun yang berdampak atau berpotensi merusak lingkungan.
b. Ikut
menjaga kelestarian alam dengan cara menanam pohon atau paling tidak jangan
merusak pohon dan tanaman sembarangan.
c.
Tetap belajar
agar lebih berprestasi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://caraterbarumengatasi.com/2014/08/13/cara-mengatasi-kekeringan-ketika-musim-kemarau-tiba/
[2]
http://ilmupengetahuanumum.com/negara-negara-yang-terletak-di-garis-khatulistiwa/(31/10/2015_20.10)
[3]
https://id.wikipedia.org/wiki/Musim_hujanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Musim_hujan(31/10/2015_20.30)
[4]
http://blog.act.id/ini-penyebab-bencana-kekeringan-di-indonesia-berlangsung-lama/(31/10/2015_21.00)
[5]
http://caraterbarumengatasi.com/2014/08/13/cara-mengatasi-kekeringan-ketika-musim-kemarau-tiba/(31/10/2015)
Category: karya ilmiah
0 komentar