Recent Posts

KECERDASAN SPIRITUAL

Unknown | 22:47:00 | 0 komentar



A.    Kecerdasan Spiritual
1.      Pengertian Kecerdasan Spiritual
Manusia adalah makhluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentinngan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosional dan intelegensi yang baik (EQ plus IQ) dan penting pula penguasaan ruhiah vertikal atau spiritual quotient (SQ).[1]
Definisi kecerdasan spiritual dapat dillihat dari beberapa pendapat tokoh dibawah ini :
a.       Ary Ginanjar Agustian mendefinisikan:
“Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap prilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berprinsip “hanya karena Allah”.[2]
b.      Danah Zohar dan Ian Marshal, berpendapat:
“SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan peroalan hidup makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna di bandingkan dengan yang lain”.[3]
c.       Sinentar menjelaskan; “Kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan mendapat inspirasi, dorongan dan efektivitas yang terinspirasi, theis-ness atau penghayatan keutuhan yang didalamnya kita semua menjadi bagian”.[4]
Dari ketiga definisi kecerdasan spiritual di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memaknai setiap prilaku dan kegiatan sebagai ibadah dan kemampuan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks dan makna yang lebih luas serta berprinsip hanya karena Allah SWT.
2.      Prinsip Kecerdasan Spiritual
Prinsip adalah pedoman berprilaku yang terbukti mempunyai nilai yang langgeng dan permanen. Menurut Covey prinsip layaknya mercusuar, prinsip merupakan substansi hukum alam yang tidak dapat dilanggar.[5]
Sedangkan prinsip kecerdasan spiritual sendiri menurut Agus Nggermanto terbagi 3 bagian, yaitu :
a.       “Prinsip kebenaran, yaitu hidup dengan cara hanif atau cinta dan cenderung memilih kebanaran sehingga menuntun kita kearah kesempurnaan hidup.
b.      Prinsip keadilan, yaitu konsisten melangkah dijalan kebenaran atau dengan memberikan sesuai dengan haknya sebagai prinsip yang sangat mendasar dalam sistem kehidupannya. 
c.       Prinsip kebaikan, yaitu memberikan lebih dari haknya yang artinya hidup dengan mental berlimpahan atau dengan kenyakinan bahwa karunia yang diberikan Tuhan kepada kita merupakan karunia yang melimpah dengan kenikmatan dimana-mana sehingga kita dapat saling membantu dan memberi kebaikan”.[6]
Ketiga prinsip tersebut selaras atau secara sinergis menjadi prinsip dasar kecerdasan spiritual. Prinsip kebenaran sebagai sesuatu yang paling nyata dan selalu kita hadapi setiap hari, sehingga begitu dekatnya kita tidak dapat merasakannya. Begitu juga dengan prinsip keadilan yang selalu konsisten melangkah menuju kebenaran, sehingga melakukan kebenaran itu pasti adil untuk mendapatkan hasilnya dan prinsip kebaikan itu selaras dengan prinsip kebenaran dan keadilan denngan hidup selaras dengan prinsip kebaikan yaitu hidup dengan mental berkelimpahan (mempunyai keyakinan bahwa masih melimpah ruah karunia kenikmatan dimana-mana).
3.      Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual
Ciri-ciri kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshal adalah sebagai berikut :
a.       “Kemampuan bersikap fleksibel (adaptip secara spontan dan aktif)
b.      Level kesadaran diri (self Awareness) yang tinggi
c.       Kapasitas diri untuk menghadapi dan memanfaatka penderitaan (suffering)
d.      Kualitas hidup yang terinspirasi dengan visi dan nilai-nilai
e.       Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu (unnecessary harm)
f.       Memiliki cara pandang yang holistik dengan memiliki kecenderungan untuk melihat keterkaitan diantara segala sesuatu yang berbeda
g.      Memiliki kecenderungan nyata untuk bertanya “mengapa/ why” atau “bagaimana tidak/ what if” dan kecenderungan untuk mencari jawaban yang fundamental atau mendasar.
h.      Menjadi “field independent” atau bidang mandiri yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi”.[7]
Sedangkan menurut Toto Tasmara, memberikan ciri-ciri kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan ruhaniah/ kejiwaan atau ruh sebagai wilayah batin yang selalu berubah-ubah.[8] Adapun ciri-ciri keceerdasan spiritual tersebut adalah :
a.   Memiliki visi
Mereka yang cerdas secara spiritual atau ruhaniah sangat menyadari bahwa hidup yang dijalaninya bukanlah “kebetulan” tetapi sebuah kesengajaan yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Visi atau tujuan setiap muslim yang cerdas secara spiritual akan menjadikan pertemuan dengan Allah sebagai puncak dari pernyataan visi pribadinya, yang kemudian dijabarkan dalam bentuk perbuatan baik yang terukur dan terarah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 110 sebagai berikut :
فمن كان يرجوا لقاء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه احدا (السورة الكهفى : 110)
Artinya :     “Barang siapa yang mengharapkan pertemuan (liqa) dengan Tuhannya, hendaklah ia melakukan amal shaleh dan janganlah beribadah dengan mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (Q.S. Al-Kahfi:110).[9]

b.   Merasakan kehadiran Allah
Mereka yang cerdas secara ruhani merasakan kehadirat Allah dimanapun mereka berada, mereka menyakini bahwa dirinya senantiasa berada dalam pengawasan Allah SWT. Ada kamera Illahiyah yang terus menyoroti Qolbunya dan merasakan serta menyadari bahwa seluruh detak hatinya diketahui dan dicetak Allah tanpa satupun yang tercecer. Allah berfirman dalam S.Q. Al Qaaf ayat  16.
ولقد خلقنا الانسان ونعلم ماتوسوس به نفسه, ونحن اقرب اليه من حبل الوريد (السورة  ق : 16)
Artinya : ‘Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya”.(Q.S. Qof: 16)[10]

c.    Berdzikir dan berdo’a
Berdzikir dan berdo’a merupakan sarana sekaligus motivasi diri untuk menampakkan wajah seseorang yang bertanggung jawab. Dzikir mengingatkan perjalanan untuk pulang dan berjumpa dengan yang dikasihinya. Berdo’a berarti memanggil diri sendiri. Jiwa dan kesadaran diseru dan dihentakkan agar sadar bahwa “aku sedang beraudiensi dengan Tuhan-ku”.
Mereka yang cerdas secara ruhani menyadari bahwa do’a mempunyai makna yang sangat dalam bagi dirinya. Dengan berdo’a berarti ada rasa optimisme yang mendalam dihati dan masih memiliki semangat untuk melihat ke depan.
d.   Memiliki kualitas sabar
Sabar berarti memiliki ketabahan dan daya sangat kuat untuk menerima beban, ujian dan tantangan tanpa sedikitpun mengubah harapan untuk menuai hasil yang ditanamnya, sehingga orang yang bertakqa tidak mengenal atau memiliki kosa kata “cengeng” karena makna dari kata sabar itu sendiri bermuatan kekuatan bukan kelemahan.
e.    Cenderung pada kebaikan
Orang yang bertaqwa adalah tipe manusia yang cenderung pada kebaikan dan kebenaran.
f.    Memiliki empati
Empati adalah kemampuan seorang untuk memahami orang lain., sehingga mereka mampu beradaptasi dengan merasakan kondisi batiniah dari orang lain.
g.   Berjiwa besar
Jiwa besar adalah keberanian untuk memaafkan dan sekaligus melupakan kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain. Orang yang cerdas secara ruhaniah adalah mereka yang mampu memaafkan betapapun besarnya kesalahan yang pernah diperbuat orang lain pada dirinya.
h.   Bahagia melayani
Budaya melayani dan menolong merupakan bagian dari citra diri seorang muslim. Mereka sadar bahwa kehadiran dirinya tidaklah terlepas dari tanggung jawab terjadap lingkungannya. Salah satu bentuk kualitas pelayanan adalah tidak pernah tersirat sedikitpun dalam pikiran seorang muslim untuk mengingkari janji. Karena itu mereka yang cerdas secara ruhani akan tampak dari sikapnya yang sangat perhatian terhadap janji dan amanah. Bagi mereka pelayanan merupakan investasi prilaku dirinya, bertambah banyak mereka mengulurkan tangan dan melayani maka bertambah investasinya.[11]


[1]Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ : Memanfaatkan Keceerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Mizan, Bandung, 2002, hal. 13.
[2]Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Keceerdasan Emosi dan Spiritual : ESQ, Arga, Jakarta, 2001, hal. 57.
[3]Danah Zohar dan Ian Marshal, Op. cit, hal. 3-4.
[4]Agus Nggermanto, Quantum Quetiont Kecerdasan Quantum, Nuansa, Bandung, 2001, hal. 117.
[5]Ibid., hal. 123-124.
[6]Ibid., hal. 126-129.
[7]Danah Zohar dan Ian Marshal, Op. Cit., hal. 14.
[8]Jalaluddin Rakhmat, et.al, Menyinari Relung-relung Ruhaniah: Mengembangkan EQ dan SQ Cara Sufi, Al Hikmah kerjasama dengan IMAN, Bandung, 2002, hal. 26.
[9]Al-Qur’an Surat Al-Kahfi Ayat 110, Op. Cit., hal. 775.
[10]Al-Qur’an, Surat Qof Ayat 16, Ibid.,hal.  1305.
[11]Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Transcedental Intelegensi), Gema Insani, Jakarta, 2001, hal. 6-44.

Category: , ,

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh