Recent Posts

FAKTOR KENAKALAN REMAJA

Unknown | 23:05:00 | 0 komentar



Banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja maupun kelainan perilaku remaja pada umumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor penyebab yang sesungguhnya sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Walaupun demikian secara umum dapat dikatakan bahwa selain teori sosiogenik tersebut di atas, teori-teori tentang asal mula kelainan perilaku remaja dapat digolongkan dalam 2 jenis teori yang lain yaitu teori psikogenik dan teori biogenik. Teori psikogenik menyatakan bahwa kelainan perilaku disebabkan oleh faktor-faktor di dalam jiwa remaja itu sendiri, misalnya oleh Oedipoes Complex jika ditilik betapa dia sangat mencintai ibunya, dan mungkin pula ia menderita kelainan pada salah satu hormonnya sehingga ia bisa menjadi hiperaktif dan agresif.[1]
Cara pembagian faktor penyebab kelainan perilaku anak dan remaja dikemukakan pula oleh orang-orang lain seperti antara lain oleh Philip Graham. Philip Graham lebih mendasarkan teorinya pada pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. Ia juga membagi faktor-faktor penyebab itu ke dalam 2 golongan (Graham, 1983), yaitu :
1.      Faktor lingkungan:
a.       Malnutrisi (kekurangan gizi)
b.      Kemiskinan di kota-kota besar
c.       Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan lain-lain)
d.      Migrasi (urbanisasi, pengungsian karena perang, dan lain-lain)
e.       Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan lain-lain)
f.       Keluarga yang tercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama, dan lain-lain).
g.      Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga:
1). Kematian orang tua.
2). Orang tua sakit berat atau cacat
3). Hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis
4). Orang tua sakit jiwa
5).Kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan lain-lain)
2.      Faktor pribadi:
a.        Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah, hiperaktif, dan lain-lain)
b.    Cacat tubuh
c.        Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri.[2]
Menurut W.A. Bonger dalam bukunya Inleiding tot de Criminologie, antara lain mengemukakan :
Kenakalan remaja sudah merupakan bagian yang besar dalam kejahatan. Kebanyakan penjahat yang sudah dewasa umumnya sudah sejak mudanya menjadi penjahat, sudah merosot kesusilaannya sejak kecil barang siapa menyelidiki sebab-sebab kenakalan remaja dapat mencari tindakan-tindakan pencegahan kenakalan remaja itu sendiri, yang kemudian akan berpengaruh baik pula terhadap pencegahan kejahatan orang dewasa.[3]
     Dalam formulasi yang lain, Rusli Effendi dan As- Alam, menyatakan :
Perlunya diadakan penelitian yang mendalam di daerah-daerah di Indonesia mengenai sebab-sebab kenakalan remaja. Karena tanpa penelitian tidak dapatlah diadakan penanggalan secara efesien dan efektif, lagi pula motif-motif kenakalan di berbagai daerah berbeda satu sama lain.[4]

Menurut pengalaman POLRI, sebagai dikutip oleh Ninik Widiyanti dan Yullus Waskita, dalam menangani kasus yang terjadi di masyarakat dapat dikatakan banyak faktor yang turut mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja. Untuk terjadinya suatu pelanggaran maka dua unsur harus bertemu yaitu niat untuk melakukan suatu pelanggaran dan kesempatan untuk melaksanakan niat tersebut. Jika hanya ada salah satu dari kedua unsur tersebut di atas maka tidak akan terjadi apa-apa, yaitu ada niat untuk melakukan pelanggaran tetapi tidak ada kesempatan untuk melaksanakan niat tersebut, maka tidak mungkin terlaksana pelanggaran itu.[5]
H. Dadang Hawari, Psikiater mengatakan : remaja kita dalam kehidupannya sehari-hari hidup dalam tiga kutub, yaitu kutub keluarga, sekolah dan masyarakat. Kondisi masing-masing kutub dan interaksi antar ketiga kutub itu, akan menghasilkan dampak yang posisif maupun negatif pada remaja. Dampak positif misalnya prestasi sekolahnya baik dan tidak menunjukkan perilaku antisosial. Sedangkan dampak negatif misalnya, prestasi sekolah merosot, dan menunjukkan perilaku menyimpang (antisosial). Oleh karena itu pencegahan dan penanganan dampak negatif tersebut, hendaknya ditujukan kepada ketiga kutub tadi secara utuh dan tidak partial.[6]
Raema Andreyana, menguraikan faktor-faktor yang mendukung terjadinya delinkuensi remaja, yang penulis simpulkan antara lain :
1.      Faktor keluarga, khususnya orang tua. Dalam hal ini orang tua yang kurang memahami arti mendidik anak, dan yang begitu sibuk bekerja.
2.      Hubungan suami istri yang kurang harmonis
3.      Faktor lingkungan
4.      Faktor sekolah, termasuk di dalamnya guru, pelajaran, tugas-tugas sekolah dan lain-lain yang berhubungan dengan sekolah.[7]
Salah seorang ahli kriminologi di Indonesia, Soejono dirdjosisworo, pada intinya membagi sebab musabab kenakalan remaja terdiri dari :(1) sebab intern yang terdapat dalam diri si anak; (2) sebab eksteren yang terdapat di luar diri si anak.
Ad. 1. sebab intern yang terdapat dalam diri si anak, terdiri dari faktor intelegensia (kecerdasan), faktor usia, faktor jenis kelamin, faktor kedudukan dalam keluarga, faktor kekecewaan dan konpensasi anak-anak yang mengalami kekecewaan dan faktor kejiwaan.
Ad. 2. sebab eksteren yang terdapat di luar diri si anak, meliputi keadaan rumah tangga, faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor pergaulan dan faktor mass media.[8]
Sudarsono menguraikan sebab-sebab kenakalan remaja yang oleh penulis disimpulkan sebagai berikut : kenakalan remaja akan muncul karena beberapa sebab, baik karena salah satu maupun bersamaan, yaitu keadaan keluarga, keadaan sekolah dan keadaan masyarakat.[9]


[1] Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja,cet. 7 Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,hlm.206.
[2] Sarlito Wirawan Sarwono, ibid. hlm. 207.
[3] W.A. Bonger, Inleiding tot de Criminologie, (terj. R.A. Koesnoen), cet 2, PT. Pembangunan, Jakarta,1983, hlm.139.
[4] Lembaga Kriminologi Fakultas Hukum UNDIP, Laporan Seminar Kriminologi III, Semarang, 1977, sebagaimana dikutip oleh Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Galia Indonesia,1983, hlm.139.
[5] Ninik Widiyanti dan Yullus Waskita, Kejahatan dalam Masyarakat dan Pencegahannya, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1987, hlm.116
[6] H.Dadang Hawari, Psikiater, al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, cet 8, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1999, hlm.235.
[7] Raema Andreyana dalam Kartini Kartono, Bimbingan Bagi Anak dan Remaja yang Bermasalah, Ed. I, cet 2, CV. Rajawali, Jakarta, 1991. hlm.116-118.

[8] Soejono Dirdjosisworo, Bunga Rampai Kriminologi, Armico, Bandung, 1985, hlm.35-41
[9] Sudarsono, Etika Islam  tentang Kenakalan Remaja, Bina Aksara, Jakarta, 1989, hlm.19-32

Category: , ,

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh