Recent Posts

KECERDASAN EMOSIONAL

Unknown | 22:24:00 | 0 komentar



A.    Pengertian Kecerdasan Emosioanal (Emotional Intelligence)
Salah seorang yang mempelopori Kecerdasan Emosioanal (Emotional Intelligence) adalah Bar-On, seorang Psikolog Israel yang menulis konsep ini dalam disertasinya pada tahun 1980-an. Disertasi ini kemudian diteliti ulang dan dituangkan kembali  dalam sebuah naskah yang tidak diterbitkan berjudul Bar-On; The Development of a Concept and Test of Psychological Well-being  pada tahun 1992.
Dalam naskah tersebut Bar-On mengatakan bahwa Emotional Intelligence adalah “serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungannya” (Goleman, 2000: 580).
Selain teori yang diajukan Bar-On, masih ada lagi teori lain yang dikemukakan oleh Peter Salovey dari Yale dan John Mayer dari New Hampshire University. Menurut keduanya Emotional Intelligence adalah
the ability to process emotional information, particularly as it involves the perception, assmilation, understanding, and management of emotion” (www.eqi.org//#definitionandhistoryof”EmotionalIntelligence”.htm)
Artinya: kemampuan untuk memproses informasi yang bersifat emosional,  yang di dalamnya mengandung persepsi, asimilasi, pemahaman, dan manajemen emosi”
Sementara itu Daniel Goleman (1996: 36) dalam bukunya Emotional Intelligence mengatakan :
“Emotional Intelligence: abilities such as being able to motivate oneself and persists in the face of frustation: to control impulse and delay gratification; to regulate one’s mood and keep distress from swamping the ability to think; to empathize and to hope”
Artinya: Kecerdasan emosioanal adalah kemampuan-kemampuan seperti kemampuan memotivasi diri dendiri dan bertahan dalam menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan; mengatur suasana hati dan menjaga agar tetap berpikir jernih; berempati dan optimis.
Dalam bukunya yang lain Goleman (2000: 512) juga mengatakam bahwa Emotional Intelligence merujuk pada “kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain”.
Adapun pendapat-pendapat tentang kemampuan-kemampuan yang tercakup dalam Emotional Intelligence, setiap orang yang telah disebut di atas mempunyai pendapat yang hampir sama, walaupun ada perbedaan-perbedaan di sana. Menurut Goleman (2000: 513-514) Emotional Intelligence sebagaimana yang diadopsinya dari model yang dikembangkan oleh Salovey dan Mayer, mempunyai cakupan pada lima kemampuan dasar berikut:
1.    Self  Awareness (kesadaran diri)
2.    Self Regulation (pengaturan diri)
3.    Motivation (motivasi)
4.    Empathy (empati)
5.    Social Skill (ketrampilan sosial)
Sedangkan menurut teori Bar-On EI mempunyai lima belas kemampuan yang terbagi dalam lima bagian utama (Goleman, 2000: 580), yaitu:
1.  ketrampilan intrapribadi, yang mencakup kemampuan menyadari diri, memahami emosi diri, dan mengungkapkan perasaan serta gagasan.
2.  ketrampilan antarpribadi, yang terdiri dari kemampuan menyadari dan memahami perasdaan orang lain, peduli kepada orang lain secara umum, dan menjalin hubungan
3.  adaptabilitas, yaitu kemampuan menguji perasaan diri, kemampuan mengukur situasi sesaat secara teliti, megubah perasaan dan pikiran diri dan menggunakannya untuk memecahkan masalah.
4.  strategi pengelolaan stres yaitu berupa kemampuan mengatasi stres dan mengendalikan luapan emosi.
5.  hal-hal yang berkaitan dengan suasana hati dan motivasi yaitu kemampuan bersikap optimis, menikmati diri sendiri, menikmati kebersamaan dengan orang lain, dan merasakan serta mengekspresikan kebahagiaan.
Adapun menurut Salovey dan Mayer EI  mempunyai empat bagian yang masing-masing bagian itu mencakup beberapa macam kemampuan. Keempat bagian itu seperti yang telah diadaptasikan oleh Steve Heins (www.eqi.org./#definitionandhistoryof”emotionalintelligence”.htm) adalah sebagai berikut:
1.     Perception Apprasial and Expression of Emotion (penilaian persepsi dan ekspresi emosi)
Bagian ini mencahup kemampuan-kemapuan seperti:
a.    kemampuan untuk merasakan dan mengidentifikasi emosi dari wajah, nada suara, dan bahasa tubuh.
b.    Kecakapan untuk kesadaran diri: yaitu sadar akan perasaan diri sendiri ketika perasaan itu datang
c.    Kecakapan untuk kesadaran emosional. Dapat memberi nama secara spesifik pada perasaan-perasaan di dalam diri sendiri dan orang lain; dapat mengemukakan emosi-emosi dan mengkomunikasikannya dengan jelas dan langsung.
2.    Emotional Facilitation of Thinking (kelancaran secara emosional dan berpikir)
Bagian ini mencakup kemampuankemampuan seperti berikut ini:
a.    Kemampuan untuk menggabungkan perasaan-perasaan dalam analisis, perasionalan, memecahkan masalah, dan dalam membuat keputusan.
b.    Potensi perasaan-perasaan pada diri seseorang untuk memberi  petunjuk kepadanya mana yang menjadi hal yang penting untuk dipikirkan.
3.     Emotional Understanding (Pemahaman Emosi)
Bagian ini mencakup kemampuan-kemampuian seperti berikut ini.
a.    kemampuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan emosional
b.    kemampuan unrtuk mengidentifikasi dan memahami hubungan antara emosi-emosi, pemikiran, dan perilaku. Sebagai contoh adalah untuk melihat sebab dan pengaruh hubungan seperti bagaiman pikiran dapat mempengaruhi emosi-emosi dan bagaimana emosi-emosi dapat mempengaruhi pikiran, dan bagaimana emosi-emsoi dapat menuntun perilaku di dalam diri sendiri dana orang lain.
c.    kemampuan untuk memahami nilai dari emosi-emosi untuk kelangsungan hidup spesies-spesies.
4.     Emotional Management (Manajemen Emosi)
Bagian ini mencakup kemampuan-kemampuan seperti berikut ini.
a.    kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap untuk emosi dan kebahagiaan seseorang
b.    kemampuan untuk mengubah emosi yang bersifat negatif menjadi positif  dan menciptakan peluang-peluang.
c.    Kemampuan untuk membantu orang lain utnuk mengidentifikasi dan mengambil keuntungan dari emosi-emsoi mereka.
(Bagian-bagian dari EI yang lebih jelas bisa dilihat pada lampiran 1)
Atau dengan kata lain dalam EI ini kita diharapkan untuk mengetahui bagaimana memisahkan perasaan yang sehat dari perasaan yang tidak sehat dan bagaimana  mengubah emosi yang bersifat negatif menjadi emosi yang bersifat positif.
Melihat definisi-definisi dan kemampuan-kemampuan yang  tercakup di dalamnya, maka EI sedikit banyak merujuk pada kecerdasan diri dan kecerdasan sosial. Hal ini serupa dengan dua kecerdasan yang tercantum dalam Multiple Intelligence yang dikembangkan oleh Howard Gardner lewat Project Spectrum, yaitu Interpersonal Intelligence dan Intrapersonal Intelligence. Sebagaimana dikutip oleh Goleman (1996:42) Interpersonal Intelligence adalah “the capacities to dicern and respond appropriately to the moods, temperaments, motivations, and desires of other people” atau kemampuan untruk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati , temperamen motivasi, dan hasrat orang lain; sedangkan intrapersonal intelligence adalah “acces to one’s own feelings and the ability to discriminate among them and know upon them to guide behavior” atau akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan itu serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku.
Dari sini dapat dilihat dengan jelas bahwa EI sama sekali berbeda dengan konsep kecerdasan yang selama ini dikenal dengan  dan diidentikkan dengan IQ. Hal ini disebabkan IQ hanya mencakup dua kemampuan saja berupa kemampuan matematik dan lingustik, sedangkan EI mempunyai cakupan pada kemampuan-kemapuan seperti telah disebut di atas.
Selain berbeda dalam hal kemampuan yang tercakup. Antara IQ dan EI juga mempunyai perbedaan pada pusat dalam struktur otak manusia. Sebagaimana diketahui bahwa manusia mempunyai dua belahan otak, yaitu otak kanan dan kiri, yang masing-masing dari kedua belahan tersebut mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda-beda.
Pada otak kiri, cara kerjanya bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional, sehingga otak kiri ini cocok sekali untuk tugas-tugas semacam menulis, membaca, ekspresi verbal, asosiasi auditorial dan sebagainya (DePorter dan Hernacki, 2000: 36). Di belahan inilah IQ yang mencakup kemampuan linguistik dan matematik berada.
Sedangkan otak kanan yang mempunyai cara kerja yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik, sangat cocok untuk mengetahui hal-hal yang bersifat non-verbal seperti perasaan dan emosi, kesadaran akan perasaan dan spasial, musik, seni dan sebagainya    (DePorter dan Hernacki, 2000: 38). EI dengan kemampuan-kemampuan yang ada di dalamnya berada di belahan ini.
Dari penjelasan di atas maka perlu ditegaskan lagi bahwa EI adalah suatu kemampuan untuk mengetahui dan mengenali serta memanejnya sehingga impuls emosi-emosi yang berdampak negatif tidak melumpuhkan kemampuan-kemampuan yang lain seperti kemampuan berpikir misalnya. Selain itu juga perlu ditegaskan lagi bahwa kemampuan ini berbeda dengan jenis kemampuan atau kecerdasanyang selama ini dikenal dengan IQ.

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh