Recent Posts

KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM

Unknown | 22:11:00 | 1 komentar






Ide persamaan laki-laki dan perempuan dalam Islam bersumber pada ajaran bahwa seluruh manusia berasal dari pertemuan laki-laki dan perempuan.[1]
Dalam Islam, laki-laki dan perempuan adalah setara. Setara manusia dan keduanya mendapatkan hak yang setara dan setara.[2]
Zaman sekarang ini banyak suara-suara yang menuntut diadakannya pembaharuan sosial, yang paling menonjol adalah perbaikan kondisi perempuan dan ini merupakan ide cemerlang, asalkan saja masing-masing pria dan wanita mengerti haknya satu sama lain dan tetap berpedoman kepada apa yang telah digariskan syariat dan sistem.[3]
Studi perempuan tidak sekedar sebuah usaha untuk memahami perempuan itu sendiri atau bahkan laki-laki dalam hubungannya dengan studi gender, tetapi juga bagaimana suatu masyarakat teorganisir.[4] Dan perlu diingat bahwa studi dalam studi perempuan ini agar tetap menjaga studi perempuan jangan seperti feminisme barat.[5]
Perempuan adalah mata air kebahagiaan dalam kehidupan, sumber kasih sayang, dan kelembutan perempuan juga merupakan sekolah pertama, tempat anak-anak menerima nilai dasar akhlak dan ilmu pengetahuan yang semua itu akan tercetak dalam lembaran-lembaran hati mereka sehingga tidak akan terhapus oleh peredaran masa dan pergantian tahun.
Kalau memang demikian keadaan perempuan, apakah Islam sudah memberikan penghargaan menurut yang sebenarnya, menjaga dan memberikan perhatian yang penuh kepadanya, serta memandangnya dengan pandangan penghormatan ? wanita dalam berbagai bangsa dihina, diperbudak dan dicabut hak-haknya. Martabat direndahkan, harga dirinya dilecehkan dan sering menghadapi berbagai macam penganiayaan.
Sebut saja bangsa India, dulu kala menguburkan wanita hidup-hidup bersama suaminya, orang-orang Jerman mempertaruhkan istri-istri di meja judi. Dalam masyarakat Cina, jika suami mati maka istrinya tidak boleh menikah lagi sepanjang hayat, beberapa kelompok Yahudi meletakkan wanita sederajat dengan pembantu dan bapaknya memperjual belikan atau di Indonesia perempuan masih dipandang tidak jauh dari fungsinya yaitu manak (beranak), macak (bersolek) dan masak (memasak). [6]
Yang lebih aneh lagi beberapa negara bagian Prancis pernah menyelenggarakan suatu pertemuan pada tahun 586 M yang membahas masalah apakah perempuan itu dianggap manusia atau bukan ? setelah dibahas dan dibicarakan panjang lebar, bahkan terjadi perdebatan sengit antara para peserta akhirnya para peserta memutuskan pada suatu keputusan yaitu bahwa perempuan adalah manusia tetapi manusia hina yang hanya diciptakan untuk melayani laki-laki semata tidak lebih.[7]
Realita yang terjadi di atas menunjukkan bahwa konstruksi sosial inilah yang melahirkan perbedaan gender dan perbedaan ini mengantarkan pada ketidakadilan gender (gender inequalitues). [8]
Padahal salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia baik laki-laki dan perempuan, maupun antar bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang dijadikan ukuran untuk meninggikan atau merendahkan derajat seseorang hanya nilai pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah SWT. seperti dalam Firman Allah surat al-Hujarat ayat 13 di bawah ini :

يآأيها الناس إنا خلقنكم من ذكر وأنثى وجعلنكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقكم إن الله عليم خبير { الحجرات : 13}
Artinya :  “Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari laki-laki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang termulia di antara kamu adalah yang paling bertaqwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Amaha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (al-Hujarat ayat 13)


[1]Dadang S Ansori, Engkos Kosasih, Farida Sarimayu, Membincangkan Feminisme : Refleksi Muslimah Atas peran Sosial Kaum Wanita, Pustaka Hidayah, Bandung, 1997, hlm. 109. 
[2]Murtadho Muthahhari, Hak-hak Wanita Dalam Islam, Lentera, Jakarta, Cet. V, 2000, hlm. 78.
[3]Athibi, Ukhasyah Abdul Manan, Tad-huuru Akhlaaqun-Nisaa’i, Terj. Chairul Halim, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, Gema Insani Press, Jakarta, 1998, hlm. 246.
[4]Dr. Irwan Abdullah, Sangkan Paran Gender, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997, hlm. V.
[5]Ratna Saptari, Brigitte Holzner, Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial, Sebuah Pengantar Studi Perempuan, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, Cet. I, 1997, hlm. 1.
[6]Hardjito Notopuro, S.H., Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984, hlm. 45.
[7]Athibi, Ukhasyah Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 57.
[8]Eko Prasetyo, Suparman Marzuki, Perempuan Dalam Wacana Perkosaan, PKBI Yogyakarta, 1997, hlm. 6.

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

1 comment:

  1. Memahami mana yang sifatnya harus perempuan atau lelaki, kemudian memahami pula mana yang bisa di jalankan oleh keduanya, kata lainnya adalah NATURE atau NURTURE. Barulah kesetaraan gender berjalan dengan baik.

    ReplyDelete

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh