Recent Posts

kurikulum dan implementasinya

Unknown | 20:50:00 | 0 komentar



Sejak dipublikasikannya buku “The Curiculum” hasil karya Franklin Bobbit pada tahun 1918, istilah kurikulum mulai digunakan dalam konteks pendidikan. Dengan terbitnya tulisan dari Bobbit ini, maka bermunculan tulisan-tulisan tentang berbagai macam pandangan dan konsep kurikulum yang berdampak terhadap rumusan pengertian istilah kurikulum, sebagai gambaran diangkat beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli atau pakar sebagai berikut :
1.      Tiler mendefinisikan kurikulum adalah “All of learning of students which is planned by and directed by the school to attain its education goal” dapat disimpulkan dan dilaksanakan oleh sekolah untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan.[1]
2.      Hilda Taba memberikan definisi kurikulum sebagai “A plan for learning”.[2]
3.      Robert S. Zais mendefinisikan kurikulum sebagai “A racecourse of subject matters to mastered” mengandung arti bahwa kurikulum itu memuat materi pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dikuasai oleh siswa. Menurutnya cakupan kurikulum sebagai rencana adalah meliputi : 1) tujuan (aim, goals and objectives); 2) isi atau materi (content); 3) proses belajar mengajar (learning) dan 4) evaluasi (evaluation).[3]
4.      Oemar Hamalik mengatakan bahwa pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yang berbeda, yakni tinjauan menurut pandangan lama dan tinjauan menurut pandangan baru. Pengertian kurikulum menurut pandangan lama merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk murid untuk memperoleh ijazah, sedangkan menurut pandangan baru merumuskan bahwa kurikulum adalah sebagaimana dikutib dari pendapat Romine (1954) “Curiculum is interpreted to mean all of the organized course, activities, and exprinces which pupils have under direction of the school” mengandung arti bahwa kurikulum bukan saja terdiri dari mata pelajaran tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah, baik kegiatan intra maupun ekstra sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurutnya bahwa tujuan pendidikan bukan menyampaikan mata pelajaran yang tersusun, melainkan pribadi anak dan belajar cara hidup dalam masyarakat.[4]
5.      George A. Beauchamp (1968) mengatakan “A curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupil during their enrollment in given school” mengandung arti bahwa kurikulum adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan, sebagai suatu rencana, kurikulum berisi tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disajikan, kegiatan pengajaran, alat-alat pengajaran dan jadwal waktu pengajaran, sedangkan sebagai sistem menyangkut penentuan segala kebijakan tentang kurikulum, susunan personalia dan prosedur pengembangan kurikulum, penerapan, evaluasi dan penyempurnaannya, menurutnya bahwa kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum, yang bidang cakupannya meliputi: konsep kurikulum, penentuan kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum dan evaluasi kurikulum.[5]
6.      Said Hamid Hasan (1988) mengemukakan pandangannya tentang kurikulum dalam empat dimensi yang satu sama lain saling berhubungan yaitu :                  1) kurikulum sebagai ide (konsepsi); 2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; 3) kurikulum sebagai kegiatan (proses) dan 4) kurikulum sebagai suatu hasil belajar.[6]
7.      Peter F. Olivia menjelaskan tentang berbagai pengertian kurikulum, di antaranya, kurikulum sebagai apa yang diajarkan di sekolah, serangkaian bidang studi, isim program studi, urutan dan mata pelajaran studi dari segala sesuatu yang direncanakan oleh anggota sekolah, segala pengalaman yang dialami oleh pelajaran di sekolah.[7]
Dengan melihat beberapa pengertian kurikulum yang dilontarkan oleh beberapa pakar, maka menurut penulis bahwa kurikulum mempunyai pengertian yang cukup kompleks, dan sudah banyak didefinisikan oleh pakar kurikulum esensinya, kurikulum menyelenggarakan proses penyelenggaraan pendidikan sekolah, berupa asuhan atau norma-norma yang dapat digunakan menjadi pegangan. Dalam arti simpatik kurikulum ditafsirkan sebagai materi pelajaran, sedangkan pengertian yang luas ditafsirkan sebagai segala upaya yang dilakukan di bawah naungan sekolah.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Bab I Pasal 1 Ayat 9 Tahun 1989, menjelaskan bahwa kurikulum sebagai perangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, sekian banyak interpretasi terhadap kurikulum maka dapat diringkas bahwa kurikulum diartikan sebagai konten atau mata pelajaran, sebagai program kegiatan yang direncanakan, sebagai rencana pelajaran pengalaman, sebagai agenda untuk rekonstruksi sosial dan kurikulum sebagai hasil belajar.
Sesuai dengan pandangan kurikulum di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum memiliki dua dimensi pokok yaitu 1) rencana mengenai isi dan bahan pelajaran dan 2) pedoman yang mengarahkan bagaimana kurikulum dilaksanakan atau diimplementasikan. Jadi implementasi kurikulum meliputi penerapan, semua rancangan yang tercantum dalam kurikulum tertulis.[8]
Dalam kaitannya dengan implementasi, maka secara sederhana implementasi bisa diartikan dengan pelaksanaan atau penerapan, sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut : Mojono dan Wildausky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi, Browne dan Wildausky (1983) menyatakan bahwa implementasi adalah perluasan-perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan, Fullan (1982) mendefinisikan implementasi sebagai proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan, Leithwood (1982) memandang implementasi sebagai suatu proses, implementasi didefinisikan sebagai proses perubahan tingkah laku, suatu upaya memperbaiki pencapaian harapan-harapan yang dituangkan dalam kurikulum desain, terjadi secara bertahap, terus menerus dan jika ada hambatan dapat ditanggulangi.[9]
Frase implementasi kurikulum sudah banyak disesuaikan oleh tokoh pendidikan, agar landasan teori ini mengarah kepada maslah yang diteliti yakni implementasi kurikulum PAI dalam PBM di kelas, perlunya dirumuskan konsep atau teori yang jelas tentang implementasi kurikulum berdasarkan pada pandangan implementasi, maka menurut pandangan penulis bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, mekanisme atau sistem, hal ini mengandung arti bahwa implementasi bukan berarti sekedar aktivitas tetapi suatu kajian yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuhan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan, oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yakni kurikulum, implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai proses pengajaran dan biasanya pengajaran adalah interaksi antara guru dan siswa di bawah naungan sekolah.[10]
Nana Syaodih mengatakan bahwa prinsip-prinsip khusus implementasi kurikulum yakni prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, pemilihan isi pendidikan, pemilihan PBM, pemilihan media dan alat pengajaran, dan pemilihan kegiatan penilaian, lebih lanjut dijelaskan bahwa guru sebagai pengembangan kurikulum bagi kelasnya.[11]
Mengenai fungsi sebagai perencanaan pengajaran, sesuai dengan komponen dan kurikulum itu sendiri, guru dituntut untuk melakukan kegiatan, perumusan tujuan organisasi materi, menetapkan metode, alat, dan merencanakan penilaian, perencanaan itu kemudian diwujudkan guru dalam proses PBM di kelas. KBM ini dimulai dari tahap mempersiapkan anak dan kondisi belajar, elaborasi materi dan konten dengan strategi-strategi tertentu, sampai tahap penilaian dan tindak lanjut.
Miller dan Seller (1985) menegaskan bahwa dalam pelaksanaan praktek-praktek kurikulum hendaknya dilakukan dengan terlebih dahulu memperhatikan komponen-komponennya. Komponen-komponen itu pada umumnya berkaitan dengan pengembangan kurikulum: 1) tujuan intruksional umum khusus; 2) konten; 3) strategi-strategi mengajar atau pengalaman belajar; 4) organisasi dan strategi-strategi mengajar dan 5) tahap penilaian hasil belajar.[12]


[1]Nasution, Pengembangan Kurikulum, PT. Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 15.
[2]Nasution, Asas-asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 2.
[3]Nana Syaodih Sukmodinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1997, hlm. 6.
[4]Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990, hlm. 12.  
[5]Nana Syaodih, Op.cit, hlm. 5.
[6]Said Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, P2LPTK Depdikbud, Jakarta, 1998, hlm. 27.
[7]Peter F. Olivia, Developing The Curriculum, Harper Callin Publiser, New York, 1992, hlm. 5.
[8]Nana Syaodih, Op.cit, hlm. 199.
[9]Miller J.P. Seller W, Curriculum Prespektives dan Practices, Logman, New York, 1985 , hlm. 246.
[10]Saylor, J.B dan Alexander, W.M., Planning Currikulum For School, Rinehart dan Wistin, Sydney, 1975, hlm. 245.
[11]Nana Syaodih, Op.cit., hlm. 152-157.
[12]Miller J.P. dan Seller, Op.cit., hlm. 175. 

Category: , ,

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh