Recent Posts

pendidikan islam berbasis pluralisme

Unknown | 18:39:00 | 0 komentar



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang masalah
Pluralisme agama di negeri ini merupakan realitas empirik yang tidak bisa dipungkiri. Plurisme sejak dulu telah dikenal sebagai potensi berbangsa dan bernegara, menetapkan negara ini bukan menjadi negara agama atau negara sekuler. Pilihannya berada tepat di tengah–tengah antara kedunya. Persoalannya adalah, siapa yang memperkenalkan, dan memaknai selanjutnya sehingga kenyataan pluralisme menjadi ruwet bak memendam dendam kesumat yang tidak ada hentinya.
Dari pergulatan yang amat menyesakkan itu, wajar bila dalam masyarakat kita tumbuh subur, antar sesama penganut agama nyaris setiap hari muncul pertikaian, permusuhan, bahkan pembunuhan. Dan ironisnya agama senantiasa dibawa-bawa sebagai pembenarnya. Akhirnya agama tidak pernah imun dari konflik yang berkepanjangan demi kepentingan masing-masing penganutnya. Oleh sebab itu bolehlah dikatakan bahwa rezim orde baru memang berhasil menjadikan agama sebagai idiologi masa bukan sebagai agen transformasi masyarakat.
Konsep pendidikan pluralisme berorientasi pada realitas persoalan yang di hadapi bangsa dan umat manusia secara keseluruhan. Konsep pendidikan pluralisme itu digagas dengan semangat besar untuk memberikan sebuah model pendidikan yang mampu menjawab tantangan masyarakat pasca moderenisme. Mencermati hal itu, salah satu yang perlu dan penting untuk di jadikan bahan diskusi dan dialog antara umat muslim dan non muslim secara keseluruhan perlu adanya konsep pluralisme.
Pengakuan terhadap pluralisme agama dalam suatu komonitas umat beragama menjadikan di kedepannya prinsip inklusivitas yang bermuara pada tumbuhnya kepekaan terhadap berbagai kemungkinan. Lebih-lebih kita semua sudah dihadapkan pada kenyataan adanya masyarakat multikultuiralisma dan pluralisme, dimana dalam pandangan masyarakat seperti ini, seluruh masyarakat dengan segala unsurnya ditutup untuk saling tergantung dan menanggung nasib secara bersama-sama demi terciptanya perdamaian abadi.
Salah satu bagian penting dari konsekuensi tata kehidupan global yang di tandai kemajemukan etnis, budaya, dan agama tersebut, adalah membangun dan menumbuhkan kembali teologi pluralisme dalam masyarakat. Maksud dan tujuan pendidikan pluralisme, dengan begitu akan dijadikan sebagai jawaban atau solusi alternatif bagi keinginan untuk merespon persoalan-persoalan di atas.
  1. RUMUSAN MASALAH
Mengacu dari latar belakang di atas, maka penyusun mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian pendidikan Islam dan Pluralisme Agama?
2.      Apa tujuan pendidikan Pluralisme?
3.      Bagaimana penerapan pendidikan pluralisme?
  1. Tujuan penulisan
1.      Memahami pengertian pendidikan Islam dan Pluralisme Agama.
2.      Mengetahui tujuan pendidikan Pluralisme.
3.      Mengetahui penerapan pendidikan pluralisme.








 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam dan Pluralisme Agama
  1. Pendidikan Islam
Agama islam mempunyai ciri yang khas yaitu wahyu dan hukum syariat yang telah di jelaskan dalam al-Quran. Wahyu di yakini banyak orang sebagai sesuatu yang berada di luar kemampuan akal pikiran manusia. Untuk menjangkaunya cukup beriman dan mempercayai saja, itulah tanggapan yang sering kali di kemukakan oleh beberapa kalangan.
Ilmu pendidikan Islam adalah teori-teori pendidikan yang berdasarkan pada konsep dasar islam yang di ambil dari penelaahan terhadap al-quran, hadits, dan teori-teori keilmuan lain, yang di telaah dan di konstruksi secara integratif oleh intelektual muslim untuk menjadi sebuah bangunan dari teori kependidikan yang bisa di pertanggung jawabkan secara ilmiah.
Konsep pendidikan islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya tidak hanya memperhatikan dan mementingkan segi akidah (keyakinan), ibadah (ritual) dan akhlak (norma-etika) saja, tetap jauh lebih luas dan teratur dari pada itu antara lain:
a.       Setiap proses perubahan menuju kearah kemajuan kemajuan dan perkembangan berdasarkan ruh ajaran islam.
b.      Perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental, perasaan (emosi), dan rohani (spiritual).
c.       Keseimbangan antara jasmani-rohani, keimanan, ketaqwaan, pikir-dzikir, ilmu ilmiah-alamiah, materiil-spiritual, individual-sosial dan dunia-akhirat.
d.      Realisasi dari fungsi manusia yaitu fungsi peribadatan sebagai hamba allah untuk menghambakan diri semata-mata kepada allah dan fungsi kekhalifahan sebagai khalifah allah yang di beri tugas untuk menguasai, memelihara, memanfaatkan, melestarikan dan memakmurkan alam semesta.
  1. Pluralisme Agama
Secara etimologis, pluralisme agama, berasal dari dua kata yaitu “pluralisme” dan “agama”. Dalam bahasa arab diterjemahkan “al-ta’addudiyyah al-diniyyah” dan dalam bahasa inggris “religious pluralism”. Oleh karena istilah pluralisme agama ini berasal dari bahasa inggris , maka untuk mendefinisikannya secara akurat harus merujuk kepada kamus bahasa tersebut. Pluralisme berasal dari dua kata Plural dan Isme. Plural berarti jamak dan isme berarti paham. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti plural adalah jamak: lebih dari satu, pluralis bersifat jamak.
Dengan demikian pluralisme adalah memahami dan menyadari suatu kenyataan tentang adanya kemajemukan.
Sementara itu, definisi agama dalam wacana pemikiran barat telah mengundang perdebatan dan polemik yang tak berkesudahan, baik di bidang ilmu filsafat agama, teologi, sosiologi, antropologi, maupun di bidang ilmu perbandingan agama ( religionswissenschaft ) sendiri.
Para ahli sejarah social (social history ), cenderung mendefinisikan agama sebagai suatu institusi historis. Intitusi historis adalah suatu pandangan hidup yang institusionilized yang mudah dibedakan dari yang lain yang sejenis, misalnya seecara alami sangat mudah membedakan  antara agama budha dan islam dengan hanya melihat sisi kesejarahan yang melatarbelakangi keduanya dan dari perbedaan sistem kemasyarakatan, keyakainan, ritual dan etika yang ada dalam ajaran keduanya. Sementara para ahli dibidang sosiologi  dan antropologi cenderung mendefisikan agama dari sudut fungsi sosialnya yaitu suatu sistem kehidupan yang mengikat manusia dalam satuan–satuan atau kelompok–kelompok social.
Dari uraian diatas definisi yang paling tepat adalah yang mencakup semua jenis agama, kepercayaaan, sekte maupun berbagai jenis idiologi modern seperti komunisme, humanisme, sekularisme, nasionalisme dan lainnya.
Dan jika pluralisme dirangkai dengan agama sebagai predikatnya maka berdasarkan pemahaman tersebut diatas bisa dikatakan bahwa pluralisme agama adalah  kondisi hidup bersama antar agama yang berbeda  beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri spesifik dalam ajaran masing–masing agama.
B. Tujuan Pendidikan Pluralisme
Melalui pendidikan pluralisme kita diantarkan pada penciptaan perdamaian dan upaya menanggulangi konflik yang akhir-akhir ini marak baik di luar negeri maupun di Indonesia sendiri, sebab nilai dasar dari pendidikan pluralisme adalah penanaman dan pembumian nilai toleransi, empati, simpati, dan solidaritas sosial. Akan tetapi untuk merealisasikan tujuan pluralism seperti itu, perlu memperhatikan konsep unity in diversity dengan menanamkan kesadaran bahwa keragaman dalam hidup sebagai suatu kenyataan dan memerlukan kesadaran bahwa moralitas dan kebijakan bisa saja lahir (dan memang ada) dalam konstruk agama-agama lain. Tentu saja penanaman konsep seperti ini dengan tidak mempengaruhi kemurnian masing-masing agama yang diyakini kebenarannya oleh kita semua.
Tujuan pendidikan pluralisme adalah :
  1. Bukan untuk membuat suatu kesamaan pandangan, apalagi keseragaman, melainkan mendapatkan titik-titik pertemuan yang dimungkinkan secara teologis oleh masing-masing agama, karena setiap agama mempunyai sisi ideal secara filosofis dan teologis.
  2. Terkait dengan solidaritas antar agama, akan menciptakan kerjasama yang harmonis dalam kehidupan manusia, baik beragama, bermasyarakat, dan berbangsa.
  3. Memberikan perubahan paradigma dan pola pikir dalam menyikapi kemajemukan budaya dalam sistem pendidikan.
  4. Mempelajari ide-ide baru bagi pengembangan pemikiran islam yang relevan dengan tantangan-tantangan kontemporer.
  5. Menyebarkan sikap-sikap religious yang didasarkan pada keterbukaan, nonsektarianisme, toleransi dan pencerahan pemikiran islam.
  6. Membangun sistem pendidikan yang memberikan informasi mengenai persoalan-persoalan kontemporer kepada para pelajar dalam kalangan ilmu-ilmu tradisional dan pada saat yang sama memberikan pelatihan dalam ilmu-ilmu islam tradisional kepada para pelajar  dari kalangan ilmu-ilmu modern.
  7. Menumbuhkan kesadaran islam melalui gerakan dakwah yang direncanakan dan disusun secara profesional.
Beberapa tujuan pluralisme diatas mungkin banyak berkaitan dengan keberagaman, toleransi, serta teologi agama. Kenapa demikian? Itu karena dalam pergaulan antar agama semakin hari semakin sering intens pertemuan agama-agama itu. Semakin berkembangnya iptek dan tatanan masyarakat yang semakin teratur sistem sosialnya, bukan tidak mungkin konsep pluralisme akan menjadi suatu ujung tombak rasa persatuan baik antar agama, sosial, politik, maupun budaya.
Selain hal diatas, tujuan pluralisme yang akan dibentuk secara khusus adalah dalam rangka menjawab, merespon, dan mengantisipasi persoalan-persoalan kerusuhan berbau SARA. Bentuk pendidikannya juga harus mencerminkan adanya pluralitas. Maksudnya, guru dan muridnya harus bersifat heterogen, tidak berkotak-kotak satu sama lain, sehingga orang-orang yang memiliki keberagaman budaya, agama, dan etnis dapat berinteraksi secara langsung dan memungkinkan untuk saling belajar dan memahami satu sama lain dalam satu komunitas pendidikan.


C.    Cara Penerapan Pendidikan Pluralisme
Dalam pendidikan, semua aspek kelembagaan dan proses belajar mengajarnya harus menerapkan sistem dan metode yang dapat menyembuhkan pluralisme serta mampu menggali sisi perdamaian dan toleransi. Oleh karenanya, di antara langkah yang di tempuh guru atau dosen, khususnya yang terkait dengan organisasi atau kegiatan pembelajaran di kelas adalah penentuan pendekatan dan metode. Hal tersebut merupakan elemen penting dalam proses belajar mengajar.
Berhasil dan tidaknya suatu tujuan pendidikan tergantung pendekatan dan metode yang digunakannya. Tidak relevannya pendekatan dan metode yang di kembangkan dalam pembelajaran pendidikan agama berbasis pluralisme seperti ini perlu di perhatikan adanya beberapa pendekatan yang dapat di gunakan antara lain :
a.       Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik, terutama sekali yang berhubungan dengan nilai seperti: tenggang rasa, toleransi, saling mengasihi, tolong menolong dll.
b.      Rasional, pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai yang di tanamkan mudah di pahami dengan penalaran. Disisi lain pendekatan akademis cenderung menempatkan proses pendidikan agama pada orientasi objektif.
c.       Emosional, upaya menggugah perasaan peserta didik dalam memahami realitas keanekaragaman budaya dan agama dalam masyarakat. Sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik untuk selalu menampilkan sikap tenggang rasa dan saling menghormati antara agama satu dengan yang lainnya.
d.      Fungsional, memfungsikan ajaran masing-masing agama (termasuk agama islam) terutama tentang pentingnya menghargai perbedaan dengan menekankan segi manfaat dan hikmahnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dengan tingkat perkembangannya.
Selain itu, lembaga pendidikan islam harus mengerti adanya beberapa program pendidikan yang sangat strategis dalam menumbuhkan kesadaran pluralisme di antaranya adalah sebagai berikut:
a.       Memberikan pendidikan agama seperti fiqih dan tafsir tidak bersifat linier namun menggunakan pendekatan secara menyeluruh.
b.      Untuk mengembangkan kecerdasan sosial, siswa juga diberikan pendidikan lintas agama.
c.       Menyelenggarakan progam road show lintas agama. Progam road show lintas agama ini adalah progam nyata untuk menanamkan kepedulian dan solidaritas terhadap komunitas agama lain.
d.      Untuk menanamkan kesadaran spiritual, pendidikan islam perlu menyelenggarakan progam seperti spiritual work camp (SWC).
e.       Pada bulan ramadhan, adalah bulan yang sangat strategis untuk menumbuhkan kepekaan sosial pada anak didik.  Dengan menyelenggarakan “progam saur on the road”.
















BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
1.      Secara etimologis, pluralisme agama, berasal dari dua kata yaitu “pluralisme” dan “agama”. Dalam bahasa arab diterjemahkan “al-ta’addudiyyah al-diniyyah” dan dalam bahasa inggris “religious pluralism”. Pluralisme adalah memahami dan menyadari suatu kenyataan tentang adanya kemajemukan.
2.      Tujuan Pendidikan Pluralisme
·         Bukan untuk membuat suatu kesamaan pandangan, apalagi keseragaman, melainkan mendapatkan titik-titik pertemuan yang dimungkinkan secara teologis oleh masing-masing agama.
·         Terkait dengan solidaritas antar agama, akan menciptakan kerjasama yang harmonis dalam kehidupan manusia.
·         Memberikan perubahan paradigma dan pola pikir dalam menyikapi kemajemukan budaya dalam sistem pendidikan.
·         Mempelajari ide-ide baru bagi pengembangan pemikiran islam yang relevan dengan tantangan-tantangan kontemporer
·         Menyebarkan sikap-sikap religious yang didasarkan pada keterbukaan, nonsektarianisme, toleransi dan pencerahan pemikiran islam.
·         Membangun sistem pendidikan yang memberikan informasi mengenai persoalan-persoalan kontemporer kepada para pelajar dalam kalangan ilmu-ilmu tradisional dan juga sebaliknya.
3.      Cara Penerapan Pendidikan Pluralisme
Penerapan pendidikan pluralisme yang berbasis pada pendidikan agama pada khususnya, dapat melalui beberapa metode, Metode tersebut antara lain pembiasaan, Rasional, Emosional, dan
Fungsional.
  1. PENUTUP
    Demikian makalah yang dapat kami sajikan, tentu saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan demi perbaikan pembuatan makalah kami selanjutnya. Untuk itu kami sampaikan terima kasih.
























DAFTAR PUSTAKA

Munawar-Rachman, Budhy, Islam Pluralis, Jakarta: Pramadina, 2001
Raqib, Moh., Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta; LKiS, 2009
Wahid, Abdul,  Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam, Semarang: Need’s Press, 2008



Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh