Introduction to the Education System
Pengenalan
Sistem Pendidikan
Education in any civilization
represents a key tool in educating ones people with the thoughts the
civilization is established upon. Over the centuries many nations have codified
the manner of educating their youth and developed curriculums to achieve this.
History shows us whenever a nation was in the process of being conquered the
education system or curriculum was uprooted and replaced to ensure the
conquered were also intellectually conquered. Even today the Muslim world is
being forced by America to change her education curriculum so as to comply with
her ideological views. Hence the Arab states such as Saudi Arabia, Kuwait,
Jordan and Egypt have reviewed their curriculums under the pretext of
development and compliance with the age. Saudi Arabia even went as far as
changing one of the most important religious subjects in its school books, the
subject of allegiance and dissociation (al-walaa’ and al-baraa’). Similarly
Jordan, Egypt and Kuwait have changed subjects related to jihad.
Pendidikan di peradaban apapun merupakan alat utama dalam
mendidik orang-orang yang dengan pikiran peradaban yang didirikan di atas.
Selama berabad-abad banyak negara telah dikodifikasi cara mendidik kaum muda
dan kurikulum dikembangkan untuk mencapai hal ini. Sejarah
menunjukkan kepada kita setiap kali bangsa berada di proses untuk menaklukkan
sistem pendidikan atau kurikulum itu tumbang dan diganti untuk menjamin
menaklukkan juga intelektual ditaklukkan. Bahkan
hari ini dunia Islam sedang dipaksa oleh Amerika untuk mengubah kurikulum
pendidikan agar sesuai dengan pandangan ideologis-nya. Oleh karena itu
negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Kuwait, Yordania dan Mesir telah
memeriksa kurikulum mereka dengan dalih pembangunan dan sesuai dengan umur.
Arab Saudi bahkan pergi sejauh mengubah salah satu mata pelajaran keagamaan
terpenting dalam buku-buku sekolahnya, subjek kesetiaan dan disosiasi (al-walaa
'dan al-baraa'). Demikian pula Yordania, Mesir dan Kuwait telah berubah subjek
yang berhubungan dengan jihad.
Education is the method to preserve
the Ummah’s culture in the hearts of its children, whether it is prescribed or
non-prescribed education. The education curriculum means education regulated by
State, with the State responsible for implementing it this would mean setting
the starting age, subjects of study and education method. Whereas non-prescribed
education is left to Muslims to teach in homes, mosques, via media, periodical
publications etc without being subjected to the state. In both cases,
however, the State is responsible to ensure that the thoughts and knowledge
(being taught) either emanate from the Islamic intellectual doctrine or are
built upon it.
Pendidikan adalah metode untuk melestarikan budaya umat dalam
hati anak-anak, baik itu ditentukan atau pendidikan non-resep. Kurikulum
pendidikan yang berarti pendidikan diatur oleh Negara, dengan bertanggung jawab
Negara untuk melaksanakan itu pengaturan ini berarti usia awal, subjek
penelitian dan metode pendidikan. Sedangkan pendidikan
non-resep diserahkan kepada umat Islam untuk mengajar di rumah, masjid, melalui
media, publikasi berkala dll tanpa dikenakan negara. Dalam kedua kasus, bagaimanapun, Negara bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa pikiran dan pengetahuan (yang diajarkan) baik berasal dari
doktrin intelektual Islam atau dibangun di atasnya.
The culture taught would be central to
the correct development of the ummah’s youth and ensure the correct
personalities are nurtured. The culture of any nation is the backbone of its
existence and survival. Based on this culture, the Ummah’s civilization is
founded; her goals and objective in life are defined. The Ummah is molded by
this culture in one melting pot such that the Ummah becomes distinguished from
other civilizations.
Budaya yang diajarkan akan menjadi pusat pengembangan yang
benar dari pemuda umat dan memastikan kepribadian yang benar dipelihara. Budaya
negara manapun adalah tulang punggung keberadaan dan kelangsungan hidup. Berdasarkan budaya ini, peradaban umat adalah
didirikan; tujuan dan objektif dalam hidup adalah didefinisikan. Umat dibentuk
oleh budaya dalam satu tempat bercampur sehingga umat menjadi dibedakan dari
peradaban lain.
The Islamic culture is the knowledge
built upon the Islamic aqeedah. This would include the science of tawheed,
jurisprudence (fiqh), exegesis (tafseer) of the Qur’an and the Prophetic traditions
(hadith). The culture would also include all the rules related to understanding
such fields such as the knowledge of ijtihaad (scholarly exertion) the Arabic
language, classification of the Prophetic traditions (mustalah al-hadith) and
science of the foundations of jurisprudence (Usul). All of this is the Islamic
culture as all of them in origin come from the Islamic aqeedah. Similarly the
history of the Islamic Ummah is a part of this culture due to what it contains
of events and incidents about its civilization (hadhara), celebrities (rijal),
leaders and scholars. Pre-Islamic Arab poetry is also part of the Islamic
culture as this field contains evidences that help us understand the words and
syntax of the Arabic language, and consequently help in the making of ijtihaad,
tafseer of the Qur’an and understanding hadith.
Budaya Islam adalah pengetahuan dibangun di atas aqeedah
Islam. Ini akan meliputi ilmu tauhid fiqh, (yurisprudensi), penafsiran (tafsir)
Al-Qur'an dan tradisi Nabi (hadits). budaya ini juga akan
mencakup semua aturan yang berkaitan dengan pemahaman bidang-bidang seperti
seperti pengetahuan Bagaim (tenaga ilmiah) bahasa Arab, klasifikasi tradisi
Nabi (mustalah al-hadits) dan ilmu dasar-dasar yurisprudensi (Ushul). Semua ini adalah budaya Islam sebagai semuanya berasal
dari berasal dari aqeedah Islam. Demikian pula sejarah umat Islam adalah bagian
dari budaya ini karena apa yang berisi peristiwa dan kejadian tentang peradaban
(hadhara), selebriti (Rijal), pemimpin dan cendekiawan. puisi Arab Pra-Islam
adalah juga merupakan bagian dari budaya Islam sebagai bidang ini berisi
bukti-bukti yang membantu kita memahami kata-kata dan sintaks bahasa Arab, dan
karenanya membantu dalam pembuatan Bagaim, tafsir Al-Qur'an dan pemahaman
hadis.
The Ummah’s culture creates the
character of its individuals. It moulds the individual’s intellect and his
method of judging things, statements and actions just as it moulds his
inclinations, thereby influencing his mentality, disposition (nafsiyya) and
behaviour (sulook). Thus the preservation and spread of the Ummah’s culture in
society is among the chief responsibilities of the Islamic State. The Soviet
Union historically fostered its youth upon Communist culture and attempted to
prevent any infiltration of Capitalist or Islamic thought into its culture. The
entire West nurtured its children upon its Capitalist culture that is built
upon separation of religion from life. It organised and founded its life based
upon that basis, and waged wars—as it continues to do so today—to prevent the
Islamic culture from penetrating its doctrine and culture. The Islamic State
endeavoured to implant the Islamic culture into its children and prevented
anyone who calls for any thought not built upon the Islamic aqeedah. The
Islamic state would carry its culture to other States and nations via da’wah.
This will continue until Allah inherits the earth and whoever resides on it
(i.e. until the Day of Judgement).
Kultur umat itu menciptakan karakter individu tersebut. Ini cetakan
intelek individu dan metodenya dalam hal menilai, pernyataan dan tindakan sama
seperti cetakan kecenderungan itu, sehingga mempengaruhi mentalitas nya,
disposisi (nafsiyya) dan perilaku (sulook). Dengan demikian, pelestarian dan
penyebaran budaya umat dalam masyarakat merupakan salah satu tanggung jawab
kepala Negara Islam. Uni Soviet dipelihara secara historis kaum muda pada
budaya Komunis dan berusaha untuk mencegah infiltrasi kapitalis atau pemikiran
Islam ke dalam budaya perusahaan. Seluruh Barat dipelihara anak-anaknya pada
budaya kapitalis perusahaan yang dibangun di atas pemisahan agama dari
kehidupan. Ini terorganisir dan didirikan hidupnya berdasarkan dasar itu, dan
mengobarkan perang-seperti yang terus melakukannya hari ini-untuk mencegah
budaya Islam dari penetrasi doktrin dan budaya. Negara Islam berusaha untuk
menanamkan budaya Islam ke dalam anak-anak dan mencegah siapa pun yang
panggilan untuk berpikir tidak dibangun di atas aqeedah Islam. Negara Islam
akan membawa budaya ke negara lain dan negara melalui dakwah. Hal ini akan
berlanjut hingga Allah mewarisi bumi dan siapa pun berada di atasnya (yaitu
sampai hari kiamat).
Category: mata kuliah
0 komentar