risalah dan kenabian
BAB I
PENDAHULUAN
Allah
telah mengutus para utusannya untuk member petunjuk dan pedoman hidup serta
membimbing manusia di bumi.
Allah mengharuskan setiap muslim untuk beriman kepada semua Rasul yang telah
diutusnya. Untuk menyampaikan risalah dan petunjuknya pada semua umat manusia.
Agar umat manusia tidak mengalami kesesatan dalam kehidupannya. Sebab salah
satu rukun iman adalah mengimani para utusan-utusan Allah. Sebenarnya bukan
rasul yang membutuhkan mansuia namun manusia lah yang membutuhkan kehadiran
para rasul. Untuk mendapat petunjuk dan tuntunan serta suritauladan dari para
rasul Allah. Seperti halnya dalam tata cara beribadah yang benar dan baik,
semua itu hanya akan diperoleh melalui ajaran-ajaran, bimbingan-bimbingan dan
petunjuk yang langsung dari rasul. Sesungguhnya seluruh rasul diutus dengan
membawa kemurnian ibadah dan tauhid.
Perlu diketahui antara definisi nabi dan rasul. Nabi dari
segi bahasa berarti orang yang memberi kabar, sedangkan dari segi syari’at
berarti orang yang menerima wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri dan tidak
ada kewajiban baginya untuk menyampaikan kepada orang lain. Sedangkan Rasul
berarti utusan dan sedangkan rasulullah adalah seorang nabi yang menerima wahyu
Allah untuk dirinya sendiri dan berkewajiban menyampaikan kepada orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
RISALAH DAN KENABIAN
A.
Tujuan
Diutusnya Para Rasul
1.
Pembawa
Kebenaran
إِنَّا
أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا
فِيهَا نَذِيرٌ (24)
Artinya
:
Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan
telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (QS. Al-Fatir : 24).
Allah Telah
mengutus Nabi Muhammad membawa perkara yang tetap yang membawa kebenaran,
tegas, dan tidak akan menyesatkan umat manusia. Namun justru akan membahagiakan
bagi siapapun yang mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk. Hal inipun akan
membuat hati tenang dengan keyakinan yang mantap.
Masalah-masalah
yang beliau bawa adalah menyakup masalah akidah yang sesuai dengan kenyataannya
dan mengandung masalah syari’at yang menuntun pemeluknya kepada kebahagiaan
dunia dan akhirat.
2.
Pembawa
Kabar Gembira dan Peringatan
إِنَّا
أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ
الْجَحِيمِ (119)
Artinya
:
Sesunguhnya kami telah mengutusmu dengan haq, sebagai pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka. (QS. Al-Baqarah : 119).
Dalam redaksi
ayat di atas langsung ditunjukkan kepada Nabi Muhammad yang disertai dengan
kata yang mengandung pengukuhan, “Sesungguhnya” dan penegasan “Kami telah
mengutusmu” hai Nabi Muhammad “dengan haq” yakni dengan benar dengan membawa
kebenaran. Pemilihan beliau sebagai rasul adalah benar dan haq. Risalah dan
ajaran yang disampaikannya juga benar dan haq. Karena semuanya berasal dari
Allah SWT.1 namun pada kenyataanya pada saat itu orang-orang Arab
enggan percaya, dan keengganan mereka sangat menyedihkan dan merisaukan nabi,
karena itu beliau diingatkan oleh Allah bahwa beliau hanya ditugaskan oleh
Allah sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Dan karena itu pula, pada
penutup ayat Al-Baqarah di atas ditujukan untuk menghibur beliau “Dan kamu Hai
Muhammad tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni
neraka”. Yaitu mereka yang mengingkari risalahmu dan menolak Al-Quran sebagai
firman Allah adalah penghuni neraka. Wajar jika mereka tidak mau beriman sebab
mereka adalah penghuni neraka.
Belaiu diutus
Allah untuk memberi kabar gembira kepada orang yang taat dan memberi peringatan
pada pelaku maksiat bukan untuk memaksa seseorang agar mau beriman.
3.
Sebagai
Rohmat Seluruh Alam
Sebenarnya
rasul diutus ke dunia bukan hanya untuk satu kaum saja, namun beliau diutus
oleh Allah untuk semua umat manusia dan seluruh Alam.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً
لِلْعَالَمِينَ (107)
Artinya :
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam. (QS. Surat Al-Anbiya’ : 107)
1Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera
Hati , Hal 306
Dalam ayat ini
dikemukakan tentang salah satu keistemewaan beliau. Yaitu tentang
kepribadiannya yang merupakan rahmat, disamping ajaran-ajaran beliau yang
disampaikan dan diterapkan. Dalam redaksinya ayat diatas akan singkat namun
mengandung makna yang sangat luas. Ayat ini menyebut empat hal pokok, yaitu :
a.
Rasul,
dalam hal ini adalah Nabi Muhammad
b.
Yang
mengutus beliau adalah Allah
c.
Yang
diutus kepada manusia (Al-Amin)
d.
Dan
risalah, yang kesemuanya mengisyaratkan sifat-sifatnya yakni rahmat yang
sifatnya sangat besar ditambah lagi dengan menggambarkan ketercakupan sasaran
dalam semua waktu dan tempat.2
Rasul adalah
rahmat bukan saja datangnya beliau membawa ajaran, namun sosok dan kepribadian
beliau adalah rahmat yang dianugrahkan oleh Allah pada beliau. Ayat di atas
tidak menyatakan bahwa “Kami tidak mengutus engkau untuk membawa rahmat, namun
sebagai rahmat atau agar engkau menjadi rahmat diseluruh alam”.
Tidak
ditemukan dalam al-quran seorangpun yang dijuluki dengan rahmat kecuali
Rasulullah dan tidak juga satu makhluk pun yang disifati dengan sifat Allah
Ar-Rahim kecuali Rasulullah.3
4.
Mengeluarkan
Umat Dari Kegelapan Menuju Cahaya
Sebagaimana
dijelaskan dalam surat At-Talaq ayat 11 yang artinya adalah sebagaimana berikut
:
(Dan Mengutus) Seorang rasul yang membacakan
kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya dia
mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari
kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan me-
2 Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera
Hati , Hal 519
3
Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera Hati , Hal 519
ngerjakan amal yang saleh,
niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah
memberikan rizki yang baik kepadanya. (QS. At-Talaq : 11).
Allah mengutus
seorang rasul mulia yang akhlak dan tingkah lakunya adalah cermin dari tuntunan
kitab suci al-quran. Beliau yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang
menerangkan secara jelas bermacam-macam tuntunan Allah supaya Allah
mengeluarkan orang-orang yang beriman dengan keimanan yang benar dan
membuktikan ketulusan iman mereka dengan mengerjakan amal-amal yang saleh.
Mengeluarkan mereka dari kegelapan pada cahaya yakni cahaya ilahi.
Barang siapa
beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya dia akan
merasakan kenikmatan hidup duniawi, dan Allah akan memasukkannya ke dalam
surga-surga yang mengalir di bawah pepohonan dan istana-istananya
sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh dengan anugrah
yang sangat menakjubkan itu Allah telah memberikan kepadanya secara khusus
rizki yang baik yakni cukup. Tidak kurang sedikitpun dari yang kita harapkan dan
juga tidak berlebih dengan kelebihan yang dapat menimbulkan kekeruhan.4
5.
Membenarkan
Ajaran-Ajaran Nabi-Nabi Sebelumnya
Sebagaimana
diterangkan dalam Surat Al-Maidah ayat 48, yang artinya adalah sebagaimana
berikut :
Dan kami telah
turunkan kepadamu Al-qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami
berikan aturan
4 Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera
Hati , Hal 307
dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikannya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberiannya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah lah kamu semua kembali lalu diberitahukannya kepadamu apa yang
telah kamu perselisihkan. (QS. Al-Maidah : 48).
Setelah Allah
menurunkan taurat, lalu injil kepada bani israil, dan Allah menerangkan suatu
petunjuk dalam kedua kitab itu, serta menjelaskan kewajiban-kewajiban yang
harus mereka tunaikan, serta ancaman-ancaman-Nya terhadap mereka berupa hukuman
apabila tidak menggunakan kedua kitab tersebut dalam memutuskan perkara, maka
sesudah itu Allah juga menerangkan bahwa Allah menurunkan Alqur’an kepada
nabi-Nya yang terahir, dan tingginya kedudukan Alqur’an diantara kitab-kitab
sebelumnya.
Martabat
Alqur’an dan kedudukannya lebih tinggi dari kitab-kitab Allah sebalumnya.5
Yaitu merupakan pengawas dan saksi serta ukuran untuk menentukan benar tidaknya
ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
6.
Menunjukkan
Jalan Yang Lurus
Agama islam
merupakan agama yang lurus dan mengajarkan manusia menuju jalan yang benar.
Selain itu juga memberikan teguran kepada manusia yang lalai terhadap
kewajibannya sebagai hamba Allah. Dijelaskan dalam Surat Yasin ayat 3-6, yang
artinya adalah sebagaimana berikut :
Sesungguhnya
kamu salah seorang dari para rasul. (Yang berada) di atas jalan yang lurus.
(Sebagai wahyu) yang diturunkan oleh maha perkasa lagi maha penyayang. Agar
kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi
peringatan karena itu mereka lalai. (QS. Yasin : 3-6).
5 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi ,
hal 238
B.
Tujuan
Wahyu bagi Kehidupan Masyarakat
Beberapa
tujuan diturunkannya wahyu adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad. Untuk
meyakinkan manusia atau para rasul diberi bukti-bukti yang pasti dan dapat
dijangkau oleh manusia. Bukti-bukti tersebut merupakan hal-hal yang tidak
mungkin dapat mereka lakukan sebagaimana manusia biasa. Bukti-bukti tersebut
dalam agama islam disebut mukjizat.
Para nabi atau
rasul terdahulu mempunyai mukjizat yang bersifat temporal, lokal dan material.
Ini disebabkan karena misi mereka terbatas pada daerah tertentu dan waktu
tertentu. Ini jelas berbeda dengan misi Nabi Muhammad, beliau diutus untuk
seluruh umat manusia dimanapun dan kapanpun hingga ahir zaman. Maka bukti
kebenaran beliau tidak mungkin bersifat temporal, lokal, dan material, namun
harus bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya
oleh akal manusia. Inilah letak fungsi Alqur’an sebagai mukjizat.
Seringkali
Alqur’an turun secara spontan guna menjawab pertanyaan atau mengomentari suatu
peristiwa. Misal seperti pertanyaan orang Yahudi tentang hakekat ruh.
Pertanyaan ini dijawab langsung dan tentunya spontanitas tersebut tidak memberi
peluang untuk memberi peluang untuk berfikir dan menyusun jawaban dengan
redaksi yang indah dan teliti bagi mereka. Namun demikian, setelah Alqur’an
selesai diturunkan dan kemudian dilakukan analisis serta perhitungan tentang
redaksi-redaksinya ditemukanlah hal-hal yang menakjubkan, ditemukan adanya
keseimbangan antara kata-kata yang digunakan seperti keserasian antara jumlah
dua kata yang bertolak belakang.
Banyak sekali
syarat ilmiah yang ditemukan dalam Alqur’an. Seperti diisyarakannya bahwa cahaya
matahari bersumber dari dirinya sendiri. Sedangkan cahaya bulan adalah pantulan
sebagaimana termaktub dalam surat Yunus ayat 5, yang artinya :
Dialah yang
menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya
manjilah-manjilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan yang haq. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada
yang mengetahui. (QS. Yunus : 5).
C.
Tujuan
Diutusnya Para Rasul
Misi yang
dibawa Nabi Muhammad tetap sama dan memiliki hubungan dengan para nabi dan
rasul yang terdahulu. Hal itu karena sumber ajaran dan pengutusnya sama yaitu
Allah.
1.
Mengajarkan ke-Esa-an Allah.
Para rasul terdahulu mengajarkan kepada manusia agar mengakui
ke-Esa-an Allah. Hal tersebut dilanjutkan dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad
sebagai nabi terahir. Ajaran tersebut berlaku untuk sepanjang masa, meskipun
setelah Nabi Muhammad wafat.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا
فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ
فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (36)
Artinya :
Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul kepada setiap umat;
“sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut, “maka diantara mereka ada yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula diantara mereka yang telah pasti atasnya
kesesatan. Maka berjalanlah di bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan para pendusta”. (QS. An-Nahl : 36).
Ayat ini ditujukan untuk menghibur Nabi Muhammad dalam
menghadapi para pembangkang dari kaum beliau. Seakan ayat ini menyatakan Allah
pun telah mengutusmu, maka ada diantara umatmu yang menerima baik ajakanmu dan
ada juga yang membangkang. Dan keadaan yang kau alami itu sama juga yang
dialami oleh para rasul sebelummu. Karena sesungguhnya kami telah mengutus
rasul kepada setiap umat sebelum kami
mengutusmu, lalu mereka menyampaikan kepada kaum mereka masing-masing bahwa
sembahlah Allah, yakni tunduk dan patuhlah dengan penuh pengagungan kepada
Allah saja, jangan menyembah selain-Nya. Dan jauhilah Thaghut, yakni segala
macam yang melampau batas seperti penyembahan berhala dan kepatuhan kepada
tirani. Ajakan para rasul itu telah diketahui oleh umat masing-masing rasul,
maka diantara mereka, yakni umat para rasul itu ada orang-orang yang hatinya
terbuka dan pikirannya jernih sehingga Allah memberi petunjuk kepadanya, dan
ada pula diantara mereka yang keras kepala dan bejat hatinya sehingga mereka menolak
ajaran rasul. Dan dengan demikian telah pasti sangsi kesesatan yang mereka
pilih sendiri. Wahai umat Muhammad jika kamu ragu tentang yang disampaikan
rasul, termasuk kebinasaan para pembangkang maka berjalanlah kamu semua di muka
bumi dan perhatikanlah kesudahan para pendusta rasul-rasul.6
Berdasarkan di atas jelaslah bahwa rasul-rasul Allah
memiliki tugas yang sama yaitu menyeru kepada manusia agar tidak menyekutukan
Allah dan hanya menyembah kepada-Nya.
2.
Menegakkan Agama Islam
Agama islam adalah agama yang mengajarkan tentang
ke-esa-an Allah. Ajaran para rasul dan nabi terdahulu pada dasarnya adalah
islam. Namun mereka tidak menyebutnya islam, melainkan agama tauhid.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 67, yang artinya :
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang
Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus dan berserah diri pada Allah
dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang yang musyrik. (QS.
Ali Imran : 67).
Ayat ini membantah kebohongan mereka. Nabi ibrahim bukan
seorang Yahudi sebagaimana diakui orang-orang Yahudi dan bukan pula orang
Nasrani sebagaimana diakui orang-orang Nasrani. Dengan dalil yang telah
dikemukakan, akan tetapi dia adalah seorang lurus selagi berserah diri kepada
Allah dan juga sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik
yang dapat diduga oleh orang-orang musyrik Mekah yang mengku mengikuti agama
beliau.7
Rasul dan nabi terdahulu mengajarkan ke-Esa-an Allah,
kewajiban menyembah Allah, tentang larangan berbuat maksiat dan lain sebagainya
seperti yang diajarkan Nabi Muhammad.
3.
Membawa
berita gembira dan peringatan bagi umatnya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam surat Al-Baqarah
ayat 119 diatas, bahwa tujuan rasul dan nabi diutus salah satunya untuk membawa
berita gembira dan peringatan.
D.
Risalah
Dan Kenabian Dalam Perspektif Pendidikan
1.
Sebagai
calon pendidik seharusnya mampu mencontoh sikap yang telah dicontohkan oleh
Nabi Muhammad ketika menghadapi umat beliau yang selalu membangkang. Beliau
selalu sabar dalam menghadapinya.
2.
Sebagai
calon pendidik diharapkan mampu mengkondisikan dirinya untuk menjadi suri
tauladan yang baik bagi siswa didiknya.
3.
Sebagai
umat islam yang taat kepada Allah dan rasul-Nya, seharusnya menjadikan
Al-qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan.
4.
Sebagai
generasi pemuda calon pemimpin dimasa datang, hendaknya mencontoh sifat Nabi
Muhammad yang selalu amanah untuk menyampaikan wahyu Allah tanpa mengurangi
ataupun menambahi sedikitpun.
6 Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera
Hati , Hal 223
7
Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera Hati , Hal 118
BAB III
PENUTUP
·
Kesimpulan
A. Tugas-tugas rasul adalah pembawa kebenaran, membawa kabar
gembira dan peringatan. Nabi Muhammad juga merupakan rahmat bagi seluruh alam
yang mengeluarkan umat dari kegelapan menuju cahaya ilahi.
B.
Ajaran-ajaran
Nabi Muhammad juga membenarkan ajaran-ajaran para rasul sebelumnya serta beliau
adalah suri tauladan yang sempurna bagi seluruh umat manusia.
C.
Tiga
tujuan pokok Al-quran adalah sebagai berikut :
1.
Petunjuk
akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang terikat dalam
keimanan dan ke-Esa-an Tuhan dan kepercayaan akan hari pembalasan.
2.
Petunjuk
mengenai akhlak yang murni dengan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila
yang harus diikuti oleh manusia dan kehidupannya.
3.
Petunjuk
mengenai syari’at dan hukum dengan menerangkan dasar-dasar syari’at yang harus
diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan antar sesama manusia.
Dengan kata lain Al-quran adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia ke jalan
yang harus ditempuh demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Quraisy Shihab
M., Dr. 1992. Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat. Bandung : PT. Mizan Pustaka.
..............................................
, Tafsir Al-Mishbah. Jakarta : Lentera Hati.
Al-Maraghy,
Ahmad Mustafa
Ihsan,
Muhammad. Kumpulan Tafsir Al-quran. http://users6.nofeehost.com
Category: makalah PAI
0 komentar