metode pembelajaran PAI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode
pembelajaran merupakan bagian system yang tidak terlepas dari komponen-komponen
lain lalu berinteraksi di dalamnya. Para guru idealnya sudah menguasai dan
mampu mengembangkan metode-metode pembelajaran, namun metode pembelajaran yang
dipilih guru terkadang tidak berdasarkan perkembangan kognitif peserta didik.[1]
Pengajar seharusnya perlu mengetahui
tingkat perkembangan anak agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai dengan baik
dan sesuai dengan harapan. Metode dan teknik apapun hendaknya memperhatikan
kondisi perkembangan kognitif peserta didik, bukan hanya sekedar melakukan
rutinitas belaka tanpa adanya target lebih lanjut tentang makna dan tujuan
metode pembelajaran. Hal ini menyebabkan guru tidak bisa mengembangkan potensi
yang ada pada peserta didik, sehingga wajar bila kelulusan hasil pembelajaran
ketika menghadapi ujian maupun semesteran kurang maksimal.
B.
Penegasan
Istilah
Demi kelancaran presentasi dan
pemahaman materi lebih mudah maka hendaknya kami menyertakan apa saja maksud
yang terkandung pada istilah-istilah ilmiah yang kami gunakan.
a. Teoritis
·
Berdasarkan
teori, berbeda dengan pengetahuan langsung.
b. Praktis
·
Berdasarkan
praktik, jelas, nyata, mudah dilaksanakan, mudah dan cocok.
c. Metode
·
Cara
yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu, cara kerja.
d. Efektif
·
Tepat,
manjur, mujarab, tepat guna, berhasil.
e. Aktif
·
Giat,
selalu bersifat gerak.
f. Pasif
·
Tidak
aktif, tidak giat, diam.
g. Kompleks
·
Secara
keseluruhan.
h. Analisis
·
Sifat
uraian, penguraian, kupasan.
i.
Sintesis
·
Pemaduan,
penggabungan.
j.
Afektif
·
Hal
memiliki rasa kasih sayang yang besar, perasaan.
k. Kognitif
·
Berfikir
dan mengerti, bersifat pengetahuan.
l.
Psikomotorik
·
Dalam
kejiwaan.[2]
C.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka perumusan masalah kami temukan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode
examples non examples, metode picture and picture, metode numbered heads
together, metode investivigasi kelompok, metode student team-achievement
division, metode internalisasi?
2. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan
dalam metode yang di atas?
3. Metode apakah yang cocok untuk
diterapkan dalam pembelajan materi fiqih kelas 5?
4. Contoh aplikasi metode dalam
pembelajaran fiqih kelas 5?
D.
Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk:
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang
metode pembelajaran.
2. Untuk mengetahui metode yang lebih
efektif dalam pembelajaran.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan
metode pembelajaran.
E.
Manfaat
Penulisan
1. Manfaat teoritis
Memberi pengetahuan dan penjelasan
mengenai metode pembelajaran dan materi fiqh kelas 5.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Bisa dijadikan acuan dan bekal, agar
kelak menjadi guru dapat memilih metode yang tepat dalam pembelajaran.
b. Bagi pelajar
Dengan adanya penggunaan metode yang
tepat, maka bagi pelajar akan lebih mudah menerima materi yang diberikan.
F.
Sistematika
Penulisan
Pemakalah menyusun makalah dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Penegasan Istilah
C.
Perumusan
Masalah
D.
Tujuan
Penulisan
E.
Manfaat
Penulisan
F.
Sistematika
Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
1.
Metode
Picture and Picture
2.
Metode
Investigasi Kelompok (Group Investigation)
3.
Metode
Numbered Heads Together
4.
Metode
Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
5.
Metode Examples Non Examples
6.
Metode
internalisasi
BAB III ANALISIS
A. Program Pengajaran Materi Fiqh kelas
5 MI
B. Contoh Aplikasi Metode Pembelajaran
pada pengajaran
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Kata Penutup
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Metode Picture and Picture
Picture
and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan atau diurutkan menjadi
urutan logis. Metode pembelajaran ini sangat cocok untuk pembelajaran bahasa
inggris, bahasa Indonesia, dan matematika. Tetapi metode ini dapat digunakan mata pelajaran lain
dengan kemasan dan kreatifitas guru. Dengan menggunakan metode pembelajaran
tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan.Selama ini guru hanya sebagai
actor di depan kelas dan seolah-olah guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
Metode ini
di kalangan MA memang cocok untuk pembelajaran tiga mata pelajaran yang telah
di sebutkan di atas, sedangkan di tingkat MI dan MTs hampir semua mata
pelajaran dapat menggunakan metode ini. Setiap metode harus kita siapkan dengan
baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif. Metode pembelajaran
ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.[3]
1.
Langkah-langkah
a.
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Menyajikan materi sebagai pengantar.
c.
Guru
menunjukkan atau memperlihatkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi.
d.
Guru
menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e.
Guru
menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f.
Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru
memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g.
Kesimpulan.
2.
Kebaikan
a.
Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing
siswa.
b.
Melatih
berpikir logis dan sistematis.
3.
Kekurangan
a.
Memakan banyak waktu.
b.
Banyak siswa yang pasif.[4]
2.
Metode Investigasi Kelompok (Group
Investigation)
Metode
investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan
paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses
kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi
kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5
hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas
kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para
siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.[5]
Adapun deskripsi mengenai
langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik.
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c.
Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu
presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua
siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas
mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f.
Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.[6]
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.[6]
4.
Metode
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu
metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok
kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.Metode ini mengutamakan
adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Para siswa di bagi kedalam beberapa kelompok dan di arahkan mempelajari materi
pelajaran yang telah di tentukan. Tujuan di bentuknya kelompok adalah untuk
memberikan kesempatan kepada setiap siswa agar dapat terlibat secara aktif
dalam proses berpikir dan dalam kegiatan belajar.[7]
1.
Langkah-langkah:
a.
Siswa
dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.
Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya.
d.
Guru
memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerjasama mereka.
e.
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain.
f.
Kesimpulan.
2.
Kelebihan:
a.
Setiap
siswa menjadi siap semua.
b.
Dapat
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c. Siswa yang pandai dapat mengajari
siswa yang kurang pandai.
3.
Kelemahan:
a.
Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil
lagi oleh guru.
b.
Tidak
semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.[8]
4. Metode Student Teams – Achievement
Divisions (STAD)
Dalam metode ini siswa dikelompokkan
secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai
mengerti. Metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok kecil dengan keberagaman tingkat kemampuan belajar.
Setiap anggota kelompok saling
bekerja sama, bahu-membahu, bantu-menbantu untuk memahami suatu bahan
pelajaran. Metode ini juga merupakan bentuk pembelajaran yang sederhana yang
dapat diterapkan pada siswa dimana rata-rata tingkat kemampuannya rendah. Penerapan model ini dalam pembelajaran PAI
memberikan lebih banyak kesempatan pada siswa untuk dapat saling mengemukakan
pendapat atau tanggapan, pertanyaan, ataupun jawaban terhadap suatu pertanyaan
mengenai materi yang sedang dibahas dalam diskusi kelompok maupun diskusi
kelas. Sehingga seluruh siswa dapat terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar.
Dengan aktifnya siswa dalam proses belajar
mengajar, maka diharapkan hasil belajar baik pada aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik yang harus dimiliki siswa dapat mengingkat.[9]
1.
Langkah-langkah:
a.
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang
secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
b.
Guru
menyajikan pelajaran.
c.
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.
Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada
seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e.
Memberi
evaluasi.
f.
Penutup.
2.
Kelebihan:
a.
Seluruh
siswa menjadi lebih siap.
b.
Melatih
kerjasama dengan baik.
3.
Kekurangan:
a.
Anggota
kelompok semua mengalami kesulitan.
b.
Membedakan
siswa.[10]
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD.
Penggunaan media gambar ini disusun dan
dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk
deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Metode ini menggunakan
gambar dapay melalui OHP, proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah
poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh,
sehingga anak yang ada di belakang dapat melihat dengan jelas.[11]
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
b.
Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c.
Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau
menganalisa gambar.
d.
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa,
hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
e.
Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f.
Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa,
guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g.
Kesimpulan.
2.
Kebaikan:
a.
Siswa
lebih kritis dalam menganalisa gambar.
b.
Siswa
mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c.
Siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
3.
Kekurangan:
a.
Tidak semua materi dapat disajikan dalam
bentuk gambar.
b.
Memakan
waktu yang lama.[12]
6. Metode internalisasi
Sesuatu yang telah diketahui dapat
saja sekedar diketahui, yaitu tempatnya di otak. Untuk mengetahui apakah sudah
tahu, guru dapat memberikan soal ujian atau ulangan. Jika jawabannya benar
berarti murid sudah tahu. Murid mampu bahkan terampil melaksanakan yang ia
ketahui, Yaitu tempatnya di anggota badan.
Yang berada di otak dan di badan itu
boleh jadi menetap saja, dua-duanya itu masih berada di luar kepribadian, masih
berada di daerah ekstern, belum berada
di daerah dalam kepribadian. Karena itu pengetahuan dan keterampilan harus dimasukkan
ke daerah kepribadian (intern).[13]
Proses memasukkan inilah yang di
sebut internalisasi. Berarti pada metode internalisasi seorang guru tidak hanya
membuat seorang murid sekedar mengetahui dan terampil dalam melaksanakan yang
ia ketahui tetapi juga membuat siswa didik terbiasa melakukan yang ia ketahui.
BAB III
ANALISIS
A.
Program
Pengajaran Materi Fiqh kelas 5 MI
SEMESTER
|
PELAJARAN
|
SETANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
METODE MENGAJAR
|
|
Ganjil
|
1.Makanan
dan minuman
a. Makanan dan minuman yang halal dan
haram
b.
Binatang
yang halal dagingnya
c.
Manfaat
makanan dan minuman halal
d.
Akibat
makanan dan minuman haram
|
·
Mengenal
ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
|
·
Menjelaskan
ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
·
Menjelaskan
binatang yang halal dan haram dagingnya
·
Menjelaskan
manfa’at makanan dan minuman
·
Menjelaskan
akibat makanan dan minuman haram
|
·
Picture
and picture
·
Examples
non examples
·
internalisasi
|
|
Genap
|
2.Qurban
a. Ketentuan qurban
b. Mendemontrasikan tata cara qurban
|
·
Mengenal
ketentuan qurban
|
·
Menjelaskan
ketentuan qurban
·
Mendemonstrasikan
tata cara qurban
|
·
STAD
·
Internalisasi
·
Examples
non examples
|
|
3.Ibadah haji
a.
Tata
cara haji
b. Mendemontrasikan tata cara haji
c. Beberapa larangan selama
melaksanakan haji
|
·
Mengenal
tata cara ibadah haji
|
·
Menjelaskan
tata cara haji
·
Mendemontrasikan
tata cara haji
|
·
Picture
and picture
·
Internalisasi
|
||
Sumber :
Buku paket Pengantar Fikih MI kelas 5,
penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 2009, Solo
B.
Contoh
Aplikasi Metode Pembelajaran pada pengajaran
Di
sini kami mencontohkan aplikasi metode picture and picture pada pengajaran
materi Fiqih kelas 5 tentang makanan dan minuman. Sesuai dengan landasan teori
yang ada maka urutan langkah yang diterapkan adalah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang
hendak dicapai, yaitu mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan
yang haram.
b. Kemudian guru menyajikan suatu
materi sebagai pengantar, misal :
Agama islam telah memberikan aturan-aturan yang sangat jelas
dalam Qur’an dan Hadits tentang makanan dan minuman yang haram, islam juga
mengajak manusia supaya menyukai makanan yang baik, yang telah disediakan Allah
SWT di bumi. Dan juga menyuruh manusia untuk tidak mengikuti bujukan setan.
Sebagaimana yang tercantum pada surat Al-Baqarah 168 dan Hadits riwayat Ibnu
Majjah dari Salman Al-Farisi.[14]
c. Selanjutnya guru memperlihatkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Seperti gambar-gambar tentang
makanan dan minuman yang halal dan yang haram.
d. Setelah itu guru memanggil siswa
secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar. Di sini guru dapat menyuruh
siswa mengurutkan gambar-gambar sesuai dengan urutan mulai dari jenis-jenis makanan yang halal hingga
jenis-jenis makanan yang haram.
e. Kemudian guru menanyakan alasan yang
menjadi dasar saat mengurutkan. Secara tidak langsung, pada fase ini juga untuk
mengukur tingkat pemahaman pada siswa.
f. Dari alasan-alasan yang diungkapkan
para siswa, kemudian guru memulai menanamkan materi yang sesuai dengan
kompetensi yang hendak dicapai.
g. Dan untuk langkah yang terakhir
yaitu guru memberi kesimpulan tentang materi yang telah dibahas.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Secara umum semua metode
pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan.
2. Metode dengan berbagai tujuan
bukanlah metode yang berdiri sendiri namun perlu dikolaborasikan dengan metode
lain agar proses pendidikan lebih baik.
3. Keberhasilan proses pendidikan tidak lepas
dari tingkat kreatifitas dan profesionalitas guru.
B. SARAN
1. Hendaknya para mahasiswa fakultas
tarbiyah, bisa mengetahui dan memahami macam-macam metode pembelajaran sehingga
saat nanti menjadi pendidik tidak mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran.
2. Dalam upaya meningkatkan
peendidikan, hendaknya metode-metode pembelajaran yang bisa diaplikasikan
dengan tepat sesuai materi yang diajarkan, agar tercapai hasil pembelajaran
yang maksimal.
C. KATA PENUTUP
Alhamdulilah, dengan segala puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat kemurahan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah berupaya semaksimal
mungkin dengan segala kemampuan namun kami ykin hasilnya masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan.
Akhirnya kami berdoa semoga makalah
ini dapat membawa manfaat dan Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang
lurus, amin ya robbal alamin
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadi, Anis Tanwir.2009.Pengantar
Fikih kelas 5.Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
2. Nur
Khoiri, M.Ag.2011.Metodologi Pembelajaran PAI.
3. Sutan
Rajasa.2002.kamus ilmiah populer.Surabaya:Karya Utama
4. Sudiyono, H. Tiyo Supriyanto. Moh.
Padil.2006.Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi.Malang :
Uinpress.
5. Phopam, W.James.2008.Tekhnik
Mengajar Secara Sistematis.Jakarta : Rineka Cipta.
6. Hasibuan, J. J dan
Moedjiono.2000.Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja Rosdaka
7. http://id.shvoong.com/pembelajaran
model picture and picture
8. http://id.shvoong.com/pembelajaran
model investigasi kelompok
9. http://id.shvoong.com/pembelajaran
model numbered heads togheter
10. http://id.shvoong.com/pembelajaran
model STAD
11. http://id.shvoong.com/pembelajaran
model examples non examples
[1] Nur Khoiri,
M.Ag.2011.Metodologi Pembelajaran PAI.hlm:1
[2] Sutan Rajasa.2002.kamus
ilmiah populer.Surabaya:Karya Utama
[3] http://id.shvoong.com/pembelajaran
model picture and picture
[4] Nur Khoiri,
M.Ag.op.cit.hlm:73-74
[5] http://id.shvoong.com/pembelajaran
model investigasi kelompok
[6] Nur Khoiri, M.Ag.2011.op.cit.hlm:75-76
[7] http://id.shvoong.com/pembelajaran
model numbered heads togheter
[8] Nur Khoiri,
M.Ag.op.cit.hlm:74
[9] http://id.shvoong.com/pembelajaran
model STAD
[10] Nur Khoiri,
M.Ag.op.cit.hlm:76-77
[12] Nur Khoiri,
M.Ag.op.cit.hlm:77-78
[13] Ibid.,hlm:78
[14] Anis Tanwir Hadi.2009.Pengantar
fikih 5.Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Category: makalah PAI
0 komentar