Recent Posts

metode pembelajaran PAI

Unknown | 13:21:00 | 0 komentar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Metode pembelajaran merupakan bagian system yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain lalu berinteraksi di dalamnya. Para guru idealnya sudah menguasai dan mampu mengembangkan metode-metode pembelajaran, namun metode pembelajaran yang dipilih guru terkadang tidak berdasarkan perkembangan kognitif peserta didik.[1]
Pengajar seharusnya perlu mengetahui tingkat perkembangan anak agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai dengan baik dan sesuai dengan harapan. Metode dan teknik apapun hendaknya memperhatikan kondisi perkembangan kognitif peserta didik, bukan hanya sekedar melakukan rutinitas belaka tanpa adanya target lebih lanjut tentang makna dan tujuan metode pembelajaran. Hal ini menyebabkan guru tidak bisa mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik, sehingga wajar bila kelulusan hasil pembelajaran ketika menghadapi ujian maupun semesteran kurang maksimal.
B.     Penegasan Istilah
Demi kelancaran presentasi dan pemahaman materi lebih mudah maka hendaknya kami menyertakan apa saja maksud yang terkandung pada istilah-istilah ilmiah yang kami gunakan.
a.       Teoritis
·         Berdasarkan teori, berbeda dengan pengetahuan langsung.
b.      Praktis
·         Berdasarkan praktik, jelas, nyata, mudah dilaksanakan, mudah dan cocok.
c.       Metode
·         Cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu, cara kerja.
d.      Efektif
·         Tepat, manjur, mujarab, tepat guna, berhasil.
e.       Aktif
·         Giat, selalu bersifat gerak.
f.       Pasif
·         Tidak aktif, tidak giat, diam.
g.      Kompleks
·         Secara keseluruhan.
h.      Analisis
·         Sifat uraian, penguraian, kupasan.
i.        Sintesis
·         Pemaduan, penggabungan.
j.        Afektif
·         Hal memiliki rasa kasih sayang yang besar, perasaan.
k.      Kognitif
·         Berfikir dan mengerti, bersifat pengetahuan.
l.        Psikomotorik
·         Dalam kejiwaan.[2]
C.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah kami temukan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan metode examples non examples, metode picture and picture, metode numbered heads together, metode investivigasi kelompok, metode student team-achievement division,  metode internalisasi?
2.      Apa sajakah kelebihan dan kekurangan dalam metode yang di atas?
3.      Metode apakah yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajan materi fiqih kelas 5?
4.      Contoh aplikasi metode dalam pembelajaran fiqih kelas 5?
D.    Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.      Untuk mengetahui penjelasan tentang metode pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui metode yang lebih efektif dalam pembelajaran.
3.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran.
E.     Manfaat Penulisan
1.      Manfaat teoritis
Memberi pengetahuan dan penjelasan mengenai metode pembelajaran dan materi fiqh kelas 5.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi mahasiswa
Bisa dijadikan acuan dan bekal, agar kelak menjadi guru dapat memilih metode yang tepat dalam pembelajaran.
b.      Bagi pelajar
Dengan adanya penggunaan metode yang tepat, maka bagi pelajar akan lebih mudah menerima materi yang diberikan.
F.     Sistematika Penulisan
Pemakalah menyusun makalah dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.      Penegasan Istilah
C.     Perumusan Masalah
D.    Tujuan Penulisan
E.     Manfaat Penulisan
F.      Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
1.    Metode Picture and Picture
2.    Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
3.    Metode Numbered Heads Together
4.    Metode Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
5.     Metode Examples Non Examples
6.    Metode internalisasi
BAB III ANALISIS
A.    Program Pengajaran Materi Fiqh kelas 5 MI
B.     Contoh Aplikasi Metode Pembelajaran pada pengajaran
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
C.     Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA









BAB II
KAJIAN TEORI

1.      Metode Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan  atau diurutkan menjadi urutan logis. Metode pembelajaran ini sangat cocok untuk pembelajaran bahasa inggris, bahasa Indonesia, dan matematika. Tetapi metode  ini dapat digunakan mata pelajaran lain dengan kemasan dan kreatifitas guru. Dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan.Selama ini guru hanya sebagai actor di depan kelas dan seolah-olah guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
Metode ini di kalangan MA memang cocok untuk pembelajaran tiga mata pelajaran yang telah di sebutkan di atas, sedangkan di tingkat MI dan MTs hampir semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini. Setiap metode harus kita siapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif. Metode pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.[3]
1.    Langkah-langkah
a.       Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.       Menyajikan materi sebagai pengantar.
c.       Guru menunjukkan atau  memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan         dengan materi.
d.      Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e.       Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f.        Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g.      Kesimpulan.
2.    Kebaikan
a.        Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
b.      Melatih berpikir logis dan sistematis.
3.    Kekurangan
a.        Memakan banyak waktu.
b.       Banyak siswa yang pasif.[4]
2.    Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
 Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
       Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.[5]
         Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Seleksi topik.
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b.       Merencanakan kerjasama
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c.       Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d.       Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e.        Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f.        Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.[6]

4.    Metode Numbered Heads Together

       Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.Metode ini mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa di bagi kedalam beberapa kelompok dan di arahkan mempelajari materi pelajaran yang telah di tentukan. Tujuan di bentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada setiap siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan belajar.[7]

1.    Langkah-langkah:
a.    Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.    Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.    Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d.   Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
e.     Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f.     Kesimpulan.
2.    Kelebihan:
a.    Setiap siswa menjadi siap semua.
b.    Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c.    Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
3.    Kelemahan:
a.     Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b.    Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.[8]

4.      Metode Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
          Dalam metode ini siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan keberagaman tingkat kemampuan belajar.
Setiap anggota kelompok saling bekerja sama, bahu-membahu, bantu-menbantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Metode ini juga merupakan bentuk pembelajaran yang sederhana yang dapat diterapkan pada siswa dimana rata-rata tingkat kemampuannya rendah.  Penerapan model ini dalam pembelajaran PAI memberikan lebih banyak kesempatan pada siswa untuk dapat saling mengemukakan pendapat atau tanggapan, pertanyaan, ataupun jawaban terhadap suatu pertanyaan mengenai materi yang sedang dibahas dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Sehingga seluruh siswa dapat terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
 Dengan aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar, maka diharapkan hasil belajar baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang harus dimiliki siswa dapat mengingkat.[9]
1.    Langkah-langkah:
a.     Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
b.    Guru menyajikan pelajaran.
c.     Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.    Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e.    Memberi evaluasi.
f.      Penutup.
2.    Kelebihan:
a.     Seluruh siswa menjadi lebih siap.
b.    Melatih kerjasama dengan baik.
3.    Kekurangan:
a.     Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
b.    Membedakan siswa.[10]




      Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD.
 Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Metode ini menggunakan gambar dapay melalui OHP, proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang ada di belakang dapat melihat dengan jelas.[11]
1.    Langkah-langkah:
a.     Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.    Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c.    Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisa gambar.
d.    Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
e.    Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f.      Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g.     Kesimpulan.
2.    Kebaikan:
a.          Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
b.         Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c.          Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
3.    Kekurangan:
a.     Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b.    Memakan waktu yang lama.[12]

6.      Metode internalisasi
Sesuatu yang telah diketahui dapat saja sekedar diketahui, yaitu tempatnya di otak. Untuk mengetahui apakah sudah tahu, guru dapat memberikan soal ujian atau ulangan. Jika jawabannya benar berarti murid sudah tahu. Murid mampu bahkan terampil melaksanakan yang ia ketahui, Yaitu tempatnya di anggota badan.
Yang berada di otak dan di badan itu boleh jadi menetap saja, dua-duanya itu masih berada di luar kepribadian, masih berada di daerah ekstern,  belum berada di daerah dalam kepribadian. Karena itu pengetahuan dan keterampilan harus dimasukkan ke daerah kepribadian (intern).[13]
Proses memasukkan inilah yang di sebut internalisasi. Berarti pada metode internalisasi seorang guru tidak hanya membuat seorang murid sekedar mengetahui dan terampil dalam melaksanakan yang ia ketahui tetapi juga membuat siswa didik terbiasa melakukan yang ia ketahui.  




BAB III
ANALISIS
A.  Program Pengajaran Materi Fiqh kelas 5 MI

SEMESTER
PELAJARAN
SETANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
METODE MENGAJAR
Ganjil
1.Makanan dan minuman
a.       Makanan dan minuman yang halal dan haram
b.      Binatang yang halal dagingnya
c.       Manfaat makanan dan minuman halal
d.      Akibat makanan dan minuman haram
·         Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
·         Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
·         Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya
·         Menjelaskan manfa’at makanan dan minuman
·         Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram

·         Picture and picture
·         Examples non examples
·         internalisasi
Genap
2.Qurban
a.       Ketentuan qurban
b.      Mendemontrasikan tata cara qurban





·         Mengenal ketentuan qurban
·         Menjelaskan ketentuan qurban
·         Mendemonstrasikan tata cara qurban
·         STAD
·         Internalisasi
·         Examples non examples

3.Ibadah haji
a.       Tata cara haji
b.      Mendemontrasikan tata cara haji
c.       Beberapa larangan selama melaksanakan haji
·         Mengenal tata cara ibadah haji
·         Menjelaskan tata cara haji
·         Mendemontrasikan tata cara haji
·         Picture and picture
·         Internalisasi







Sumber : Buku paket Pengantar Fikih  MI kelas 5, penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 2009, Solo

B.     Contoh Aplikasi Metode Pembelajaran pada pengajaran
Di sini kami mencontohkan aplikasi metode picture and picture pada pengajaran materi Fiqih kelas 5 tentang makanan dan minuman. Sesuai dengan landasan teori yang ada maka urutan langkah yang diterapkan adalah :
a.       Guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai, yaitu mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan yang haram.
b.      Kemudian guru menyajikan suatu materi sebagai pengantar, misal :
Agama islam telah memberikan aturan-aturan yang sangat jelas dalam Qur’an dan Hadits tentang makanan dan minuman yang haram, islam juga mengajak manusia supaya menyukai makanan yang baik, yang telah disediakan Allah SWT di bumi. Dan juga menyuruh manusia untuk tidak mengikuti bujukan setan. Sebagaimana yang tercantum pada surat Al-Baqarah 168 dan Hadits riwayat Ibnu Majjah dari Salman Al-Farisi.[14]
c.       Selanjutnya guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Seperti gambar-gambar tentang makanan dan minuman yang halal dan yang haram.
d.      Setelah itu guru memanggil siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar. Di sini guru dapat menyuruh siswa mengurutkan gambar-gambar sesuai dengan urutan mulai dari  jenis-jenis makanan yang halal hingga jenis-jenis makanan yang haram.
e.       Kemudian guru menanyakan alasan yang menjadi dasar saat mengurutkan. Secara tidak langsung, pada fase ini juga untuk mengukur tingkat pemahaman pada siswa.  
f.       Dari alasan-alasan yang diungkapkan para siswa, kemudian guru memulai menanamkan materi yang sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai.
g.      Dan untuk langkah yang terakhir yaitu guru memberi kesimpulan tentang materi yang telah dibahas.











BAB IV
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.      Secara umum semua metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan.
2.      Metode dengan berbagai tujuan bukanlah metode yang berdiri sendiri namun perlu dikolaborasikan dengan metode lain agar proses pendidikan lebih baik.
3.       Keberhasilan proses pendidikan tidak lepas dari tingkat kreatifitas dan profesionalitas guru.
B.  SARAN
1.      Hendaknya para mahasiswa fakultas tarbiyah, bisa mengetahui dan memahami macam-macam metode pembelajaran sehingga saat nanti menjadi pendidik tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
2.      Dalam upaya meningkatkan peendidikan, hendaknya metode-metode pembelajaran yang bisa diaplikasikan dengan tepat sesuai materi yang diajarkan, agar tercapai hasil pembelajaran yang maksimal.

C.  KATA PENUTUP

Alhamdulilah, dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan namun kami ykin hasilnya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan.
Akhirnya kami berdoa semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus, amin ya robbal alamin














DAFTAR PUSTAKA
1.      Hadi, Anis Tanwir.2009.Pengantar Fikih kelas 5.Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
2.      Nur Khoiri, M.Ag.2011.Metodologi Pembelajaran PAI.
3.      Sutan Rajasa.2002.kamus ilmiah populer.Surabaya:Karya Utama
4.      Sudiyono, H. Tiyo Supriyanto. Moh. Padil.2006.Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi.Malang : Uinpress.
5.      Phopam, W.James.2008.Tekhnik Mengajar Secara Sistematis.Jakarta : Rineka Cipta.
6.      Hasibuan, J. J dan Moedjiono.2000.Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja Rosdaka
7.      http://id.shvoong.com/pembelajaran model picture and picture
8.      http://id.shvoong.com/pembelajaran model investigasi kelompok
9.      http://id.shvoong.com/pembelajaran model numbered heads togheter
11.  http://id.shvoong.com/pembelajaran model examples non examples










[1] Nur Khoiri, M.Ag.2011.Metodologi Pembelajaran PAI.hlm:1
[2] Sutan Rajasa.2002.kamus ilmiah populer.Surabaya:Karya Utama
[3] http://id.shvoong.com/pembelajaran model picture and picture
[4] Nur Khoiri, M.Ag.op.cit.hlm:73-74
[5] http://id.shvoong.com/pembelajaran model investigasi kelompok
[6] Nur Khoiri, M.Ag.2011.op.cit.hlm:75-76
[7] http://id.shvoong.com/pembelajaran model numbered heads togheter
[8] Nur Khoiri, M.Ag.op.cit.hlm:74

[10] Nur Khoiri, M.Ag.op.cit.hlm:76-77
[11]  http://id.shvoong.com/pembelajaran model examples non examples
[12] Nur Khoiri, M.Ag.op.cit.hlm:77-78
[13] Ibid.,hlm:78
[14] Anis Tanwir Hadi.2009.Pengantar fikih 5.Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh