Recent Posts

pendidikan kepribadian

Unknown | 12:32:00 | 0 komentar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pendidikan agama islam (PAI) adalah mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam kurikulum sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Hasbullah, 2008 : 150). Legalitas tersebut tercantum dalam undang-undang dan sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu terdapat pada bab II pasal 30 ayat 1, 2, dan  3, yang berbunyi : Pendidikan agama di selenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.[1]
Tujuan pendidikan pada sekolah menengah lebih mengedepankan aspek pembentukan kepribadian (personality) siswa. Hal ini disebabkan pada usia 12-15 tahun termasuk remaja awal, sehingga kondisi sosial, emosional, dan sifat keberagamannya belum stabil.
Pada masyarakat modern, terutama di kota-kota besar telah terjadi kemerosotan akhlak, yang apabila dilihat dari sudut moral, prilaku masayarakat ini telah menunjukkan adanya dekadensi moral. Hal ini tidak hanya dialami orang dewasa saja akan tetapi juga anak-anak remaja.
Banyak faktor yang menyebabkan dekadensi moral anak dan remaja. Salah satu faktor yang cukup dominan adalah kehancuran lembaga keluarga sebagai media pertama pembangun moral dan kepribadian anak. Banyak dari sebagian besar orang tua telah melupakan peran dan fungsinya dalam keluarga. Mereka terlalu disibukkan pada upaya pemenuhan perut semata, terlalu terfokus pada kepentingan sisi lahiriah ketimbang sisi batiniah. Mereka merasa bangga tatkala anggota keluarga (anak) telah terpenuhi segala kebutuhan jasmani, namun sempatkah mereka berpikir untuk memenuhi pula sisi rohani.

B.     Rumusan masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, maka penulis mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa definisi kepribadian?
2.      Apa makna  pendidikan kepribadian?
3.      Bagaimana tujuan  pendidikan kepribadian?

C.    Tujuan penulisan
1.      Mengetahui definisi kepribadian.
2.      Mengetahui makna pendidikan kepribadian.
3.      Mengetahui tujuan pendidikan kepribadian.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Kepribadian
Istilah kepribadian (personality) berasal dari kata latin persona yang artinya “topeng”. Pada bangsa Yunani kuno para aktor memakai topeng untuk menyembunyikan identitas mereka, dan memungkinkan mereka untuk mmerankan beberapa tokoh dalam drama. Teknik dramatik ini kemudian diambil oleh bangsa Roma, dan dari merekalah kita dapat istilah modern personality atau kepribadian.[2]
Terdapat banyak definisi istilah “kepribadian” kebanyakan diantaranya mengikuti defenisi Allport, karena merupakan salah satu yang paling luas cakupannya. Menurutnya kepribadian adalah susunan sistem-sistem psikofisik(kebiasaan , sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional dan perasaan) yang dinamai dalam diri suatu individu yang menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap lingkungannya.[3]
Dari beberapa pendapat tentang definisi kepribadian, ternyata dapat dilihat adanya persamaan-persamaan atau persesuaian pendapat satu sama lain. Diantaranya ialah, bahwa kepribadian menunjukkan tingkah laku yang terintegrasi dan merupakan interaksi antara kesanggupan-kesanggupan bawaan yang ada pada individu dengan lingkungannya. Ia juga bersifat khas, mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari individu lain.[4]
Jadi kepribadian merupakan seperangkat karakteristik dan kecenderungan yang stabil, yang menentukan keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologik (berfikir, merasa dan gerakan) dari seseorang dalam waktu yang panjang dan tidak dapat dipahami secara sederhana sebagai hasil dari tekanan social dan tekanan biologic saat itu. Dan karakteristik itulah yang membedakan antara individu yang satu dengan lainnya (individual different).

B.     Makna Pendidikan Kepribadian
Diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 66 yang berbunyi:
Artinya :
Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajariku ilmu sebagai petunjuk di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu.”[5]
Para mufasirin memaknai pendidikan kepribadian dalam ayat tersebut seperti yang telah diungkapkan oleh Nabi Musa, yaitu pendidikan untuk memperoleh ilmu yang dapat memberikan petunjuk kepada agamaku, yaitu petunjuk yang membawa kepada kebajikan dan benar-benar dapat memelihara ucapan  serta dapat mencapai prilaku tawadlu’. (Al-Buruswi, 5 : 273)
Pendapat mufasirin tersebut dapat dimaknai bahwa pendidikan kepribadian menurut surat al-Kahfi ayat 66 adalah ilmu pendidikan yang mampu memberikan petunjuk kepada agama, yang dapat membawa kepada kebajikan dan perbuatan yang shalih.[6]
Pendidikan kepribadian dalam kisah Nabi Musa dan Nabi khidir ini didasari oleh sebuah hadits Nabi yang isinya sebagai berikut : Ibnu Abbas dari ubay bin ka’ab berkata bahwa pada suatu hari Nabi Musa berkhutbah di hadapan Bani Israil, salah seorang dari mereka bertanya “siapakah orang yang pandai?”, dan Nabi Musa menjawab, “saya”. Kemudian Allah menegurnya dengan menurunkan wahyu kepadanya,”sesungguhnya ada salah seorang hambaku di majma’ al bahrain yang lebih berilmu dari kamu. Nabi Musa pun bertanya, “ ya tuhanku bagaimana denganku (bisa menemuinya). Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Musa agar pergi dengan membawa ikan yang disimpan dalam kantong dan apabila ikan itu hilang maka disanalah hamba Allah tersebut berada. (H.R. Bukhari)

C.    Tujuan Pendidikan Kepribadian
Pendidikan Umum selalu berkaitan dengan pembentukan integritas kepribadian. Manusia dengan kepribadian yang integral, selain mampu menempatkan dirinya sebagai individu, juga sebagai makhluk sosial, makhluk budaya, dan bagian dari alam. Manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki tanggungjawab terhadap Tuhan, diri sendiri, masyarakat, tatanan budaya dan terhadap alam.
Sebagai makhluk ciptaan Allah manusia memiliki 2 dimensi, yaitu dimensi spiritual dan dimensi biologis. Dalam dimensi biologi (basyar), manusia merupakan unsur tanah, hal ini sesuai dengan Al Quran surat As Shaad ayat 71 :

Artinya :
“sesungguhnya Aku mencipta basyar dari tanah”(QS. As shaad:71)[7]

Dalam dimensi biologis tersebut terkandung tritunggal hayat (hidup), hawa (keinginan) dan jasad. Tetapi manusia tidak semata-mata bio-fisik, karena Allah berfirman dalam surat As Shaad ayat 72 :
Artinya :
“ketika sudah Ku sempurnakan kejadiannya lalu Kutiupkan kepadanya ruh-Ku” (QS. As shaad:72).[8]

Dengan demikian ada dimensi ruhiah/ ilahiah dalam diri manusia dan itulah yang membuatnya memiliki spiritualitas.
Pendidikan umum (general education) menurut Draper (Gwynn, 1960:413) diarahkan pada pendidikan kepribadian, yaitu pendidikan memanusiakan manusia, karenanya pendidikan umum menguatkan pembentukan jati diri manusia sebagai individu, makhluk sosial, bagian dari alam, dan makhluk ciptaan Al-Khalik yang senantiasa harus beriman dan bertakwa kepada-Nya (Sumaatmadja, 2002:108).[9]
Konsep dasar pendidikan umum dalam pengertian general education banyak berkaitan dengan pendidikan kepribadian karena seperti dikatakan Hand & Bidna (Sumaatmadja, 2002:115), bahwa tujuan Pendidikan Umum ingin membina manusia menjadi manusia yang utuh, sehat mental dan jiwanya, memahami orang lain dan memahami diri sendiri. [10]











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         Kepribadian merupakan sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang  membedakan  dirinya dari orang.
·         Kepribadian menurut surat al-Kahfi ayat 66 adalah ilmu pendidikan yang mampu memberikan petunjuk kepada agama, yang dapat membawa kepada kebajikan dan perbuatan yang shalih.
·         Pendidikan kepribadian berperan pada pendidikan memanusiakan manusia, karenanya pendidikan umum menguatkan pembentukan jati diri manusia sebagai individu, makhluk sosial, bagian dari alam, dan makhluk ciptaan Al-Khalik.
·         Tujuan Pendidikan Umum berkaitan dengan pendidikan kepribadian adalahuntuk membina manusia menjadi manusia yang utuh, sehat mental dan jiwanya, memahami orang lain dan  memahami diri sendiri.
B.     Kata Penutup
Alhamdulilah, dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan namun kami yakin hasilnya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan.
Akhirnya kami berdoa semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus, amin ya robbal alamin...




DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan Remaja, Rosdakarya, Jakarta.
Departemen agama, tahun 2006.
Yunus, Prof. Dr. H. Mahmud, 2004, Tafsir Quran Karim, Hinda Karya Agung, Jakarta.
http//yulista, pendidikan moral anak, posting : 20/01/12.




[1]Departemen agama, tahun 2006, hal. 21-22
[2]http//yulista, pendidikan moral anak, posting : 20/01/12
[3]Ibid.,
[4] Ngalim Purwanto, 1990, Psikologi Pendidikan Remaja, Rosdakarya, Jakarta, Hal : 156
[5]Prof. Dr. H. Mahmud yunus, Tafsir Quran Karim, 2004, Hinda Karya Agung, Jakarta, hal. 429
[6]www.tafsir alquran.com/artikel/tujuan-pendidikan-islam-download/09/04/12
[7]Prof. Dr. H. Mahmud yunus, Tafsir Quran Karim, 2004, Hinda Karya Agung, Jakarta
[8]Ibid.,
[9]www.tafsir alquran.com/artikel/tujuan-pendidikan-islam-download/09/04/12
[10]Ibid.,

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

0 komentar

Recent Comments

HAD'S FRIENDS bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh bagi ngilmu lan kaweruh