ingatan (ilmu jiwa pendidikan)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Segala macam belajar selalu melibatkan
apa yang dinamakan dengan ingatan. Maka dari itu jika kita tidak dapat
memunculkan kembali pengalaman pada ingatan kita maka kita tidak akan dapat
belajar apa-apa.
Kehidupan hanya merupakan pengalaman
sementara yang sedikit berkaitan antara
satu dengan yang lain, kita bahkan tidak dapat melakukan percakapan walau yang
paling sederhana sekalipun.
Untuk berkomunikasi kita harus mengingat
pikiran yang akan kita ungkapkan dan juga pikiran yang baru disampaikan pada
kita. Tanpa ingatan kita tidaak dapat merefleksikan diri kita sendiri, karena
pemahaman diri tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang mana
hanya dapat terlaksana dengan adanya ingatan.
Pendek kata, bila kita memikirkan apa
makna menjadi manusia itu kita harus mengakui bahwa ingatan merupakan pusat
segalanya.
B. Rumusan
Masalah
Dengan
mengacu pada latar belakang di atas, maka penyusun mempunyai rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dari istilah ingatan?
2. Apa
saja sifat yang ada pada ingatan?
3. Apa
fungsi dari ingatan?
4. Apa
pengertian dari istilah kelupaan?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
apa pengertian dari istilah ingatan.
2. Mengatahui
sifat dari ingatan.
3. Mengerti
apa saja fungsi dari ingatan.
4. Mengetahui
apa pengertian dari istilah kelupaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PERISTIWA-PERISTIW
KEJIWAAN
A. Ingatan
1. Pengertian
Ingatan
merupakan hubungan antara pengalaman dan masa lalu. Dengan adanya kemampuan
mengingat, hal itu menunjukkan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan, dan
juga menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dialami.
Apa
yang dialami manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi disimpan dan apabila
diperlukan maka akan ditimbulkan kembalihal ini tidak berarti bahwa semua yang
telah dialami akan tetap tinggal dalam ingatan. Tetapi terkadang justru ada
hal-hal yang terlupakan atau sulit ditimbulkan kembali. Atas hal tersebut
apabila ada yang membahas tentang ingatan, secara otomatis juga akan membahas
tentang kelupaan. Karena ingatan adalah kemampuna yang terbatas.
Sebelumnya
telah dijelaskan bahwa sebuah ingatan berhubungan dengan pengalaman-pengalaman
masa lalu, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang dapat diingat
adalah hal-hal yang sudah pernah dialami. Dan bila ditinjau lebih lanjut,
sebuah ingatan tidak hanya mempunyai kemampuan untuk menyimpan hal-hal yang
telah dialami, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menerima, menyimpan dan
juga memunculkan kembali.
Orang
dapat mengingat suatu kejadian, ini berarti kejadian yang diingat tersebut
adalah hal-hal atau kejadian yang pernah dialaminya. Dengan kata lain peristiwa
atau kejadian yang diingat tersebut pernah dimasukkan ke dalam jiwanya kemudian
disimpan dan suatu saat kejadian yang dialaminya tersebut ditimbulkan kembali
dalam kesadaran.
Dengan
demikian, maka ingatan merupakan kemampuan untuk menerima atau memasukkan
(learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering)
hal-hal yang telah lampau yang dilaluinya.[1]
Dari
keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ingatan terdiri dari tiga
fungsi, yaitu menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali.
2. Sifat-sifat
Mengenai
sifat yang ada pada ingatan, ada beberapa yang dapat kami jelaskan, yaitu :
a. Cepat
Maksudnya adalah dalam
waktu singkat dapat memahami sesuatu hal tanpa mengalami kesukaran yang
berarti.
b. Setia
Kesan yang diterima
akan disimpan dengan baik, tidak berubah, dan tetap cocok dengan keadaan saat
menerima.
c. Teguh
Yaitu dapat menyimpan
kesan dalam waktu yang lama dan tidak mudah lupa.
d. Luas
Ingatan mampu menyimpan
kesan yang sangat banyak.
e. Siap
Maksudnya adalah dengan
mudah dapat menimbulkan kembali atau memproduksi kesan.[2]
Lihat gambar
skema
Menerima Menyimpan Memproduksikan
Setia – Teguh – Luas
3.
Fungsi-fungsi ingatan
Tentang fungsi dari ingatan, penyusun telah
sedikit menyinggung pada pembahasan sebelumnya. Yaitu ada tiga fungsi ingatan :
1) Fungsi
Menerima (Learning)
Menerima merupakan fungsi yang
pertama dari ingatan. Apa yang diterima oleh ingatan adalah hal-hal yang pernah
dialami seseorang. Bagaimanakah seseorang memperoleh pengalaman dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Dengan
cara sengaja
Yaitu
apabila seseorang dengan sengaja memasukkan pengalaman atau pengetahuan. Hasil
yang didapatkan adalah lebih mendalam dan lebih luas, misalnya dalam memahami
pelajaran.
b. Dengan
cara tidak sengaja
Yaitu
apa yang dialami seseorang itu dengan tidak sengaja dimasukkan dalam
ingatannya, misalnya gelas bila jatuh maka akan pecah.[3]
Adapun
fungsi menerima (learning) menurut cara memahaminya juga dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a.
Secara mekanis
Yaitu
menghafal secara mesin tanpa menghiraukan apa artinya. Hasil yang didapat
biasanya tidak tahan lama dan lekas lupa.
b.
Secara logis
Yaitu
menghafal dengan cara mengenal dan memperhatikan artinya. Hasilnya lebih tahan
lama dan tidak lekas lupa.[4]
Berdasarkan atas
penelitian-penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan individu untuk menerima
ataupun memasukkan apa yang telah dipelajari itu terdapat perbedaan antara satu
dengan yang lainnya. Ada yang termasuk cepat dalam menerima apa yang telah
dipelajari dan ada juga yang sebaliknya. Cepat atau lambatnya seseorang dalam
menerima apa yang dipelajari merupakan sifat ingatan yang berkaitan dengan
kemampuan memasukkan atau menerima (learning).
Selain berbeda dalam hal cepat atau
lambatnya ketika menerima atau memasukkan apa yang dipelajari, tiap orang juga
berbeda dalam hal banyak sedikitnya hal atau materi-materi yang dapat diterima
atau dimasukkan.
Orang yang dapat mempelajari atau
memasukkan banyak materi ke dalam ingatannya itu berarti bahwa orang tersebut
mempunyai ingatan yang luas. Namun sebaliknya bila individu hanya dapat
mempelajari atau memahami materi yang sedikit pada suatu waktu tertentu, itu
disebut bahwa individu yang bersangkutan mempunyai ingatan yang sempit.
2) Fungsi
Menyimpan
Fungsi kedua dari ingatan adalah
menyimpan apa yang telah dipelajari atau dipahami. Masalah yang timbul
berkaitan dengan fungsi menyimpan adalah bagaimana apa yang telah dipelajari
itu dapat disimpan dengan baik sehingga pada saat tertentu dapat ditimbulkan
kembali saat dibutuhkan.
Seperti diketahui bahwa setiap
proses belajar adalah meninggalkan jejak-jejak dalam jiwa seseorang. Dan jejak
(fraces) itu untuk sementara disimpan dalam ingatan dan suatu waktu dapat
ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut disebut dengan memory fraces.
Sekalipun dengan memory fraces
memungkinkan seseorang mengingat apa yang telah dipelajari, tetapi tidak semua
memory fraces ini akan tetap tinggal dengan baik karena memory ini suatu waktu
dapat hilang. Dalam keadaan inilah yang disebut kelupaan.
Di samping memory fraces tersebut
dapat saja hilang, memory fraces juga dapat berubah tidak seperti semula. Ada
kemungkinan bagian-bagiannya akan berubah sehingga apabila ditimbulkan kembali
untuk diingat, maka apa yang muncul itu tidak seperti apa ynag sudah
dipelajari.
Hal ini disebut bahwa ingatan
tersebut tidak bersifat setia karena apa yang diingat dapat berubah atau berkurang
dari keadaan pada waktu dipelajari dan ada bagian-bagian yang hilang yang tidak
dapat diingat kembali.
3) Fungsi
Menimbulkan Kembali
Fungsi ketiga dari ingatan ialah
berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Dalam
menimbulkan kembali apa yang disimpan dalam ingatan dapat ditempuh dengan dua
cara, yaitu :
a. Mengingat
Kembali (to recall)
Dalam proses ini seseorang dapat
menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya obyek sebagai
stimulus (rangsangan) untuk dapat mengingat kembali.
Seperti misal orang dapat mengiingat
kembali tentang ciri-ciri orang lain yang menjambret tas miliknya sekalipun
jambret tersebut sudah tidak ada.
b. Mengenal
Kembali (to recognize)
Dalam proses ini, orang dapat menimbulkan
kembali apa yang diingat atau apa yang telah dipelajari dengan adanya bantuan
obyek sebagai stimulus (rangsangan) yang harus diingat. Jadi, dalam proses
mengenal kembali seseorang tersebut dibantu dengan adanya obyek sebagai
rangsangan untuk mengenal kembali.
Misalnya ada sepeda yang telah hilang dan
yang ditemukan kembali oleh pihak kepolisian. Seseorang yang merasa kehilangan
diperkenankan untuk memeriksa apakah itu miliknya atau bukan. Sepeda ini adalah
sebagai obyek yang dijadikan stimulus (rangsangan) untuk mengingat kembali
apakah sepeda itu benar miliknya atau bukan.
Karena pada proses mengenal kembali
seseorang dibantu dengan adanya obyek, maka besar kemungkinan apa yang tidak
dapat diingat itu lebih mudah untuk diingat kembali. Oleh karena itu, sering
dikemukakan bahwa mengenal kembali itu lebih mudah apabila dibandingkan dengan mengingat
kembali.
B.
Kelupaan
Berbicara
mengenai ingatan sebenarnya juga berbicara mengenai kelupaan, karena ingatan
dan kelupaan dapat diibaratkan sebagai sekeping mata uang yang bermuka dua.
Satu sisi dengan dengan sisi lain tidak dapat dipisahkan. Hubungaan antara apa
yang diingat dengan apa yang dilupakan merupakan perbandingan terbalik. Ini
berarti bahwa makin banyak yang diingat maka akan semakin sedikit yang
dilupakan, begitu juga sebaliknya.
Sedangkan kelupaan atau lupa itu sendiri
adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat menimbulkan kembali
kesan-kesan yang telah disimpannya.
Adapun penyebab kelupaan
adalah sifat ingatan dalam menyimpan kesan tidak teguh, atau karena ada
gangguan ingatan yang disebut dengan amnesia.
Cepat lambatnya gejala
kelupaan tidak sama dalam semua situasi dan juga berbeda antar individu yang
bersangkutan. Artinya bagi seseorang individu akan lekas lupa terhadap sesuatu
hal atau keadaan tetapi juga sukar melupakan sesuatu hal atau keadaan yang
lain.
Berhubung dengan
kemungkinan banyak hal yang telah dipelajari akan terlupakan, maka langkah
praktis agar ingatan tersebut tetap baik diperlukan adanya ulangan-ulangan dari
bahan-bahan yang dipernah dipelajarinya. Makin sering bahan tersebut diulang
maka bahan tersebut akan sering ditimbulkan dalam alam kesadaran. Jadi semakin
seseorang mengadakan ulangan mengenai bahan yang dipelajari akan makin
sedikitlah hal-hal yang dilupakan. Sehingga akhirnya bahan tersebut akan dapat
dikuasai dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ingatan
merupakan hubungan antara pengalaman dengan masa lalu.
2. Ingatan
adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan.
3. Sifat-sifat
ingatan yaitu cepat, setia, teguh, luas, dan siap.
4. Fungsi
menerima
a. Cara
memperoleh ingatan yaitu dapat dilakukan dengan cara sengaja dan tidak sengaja.
b. Fungsi
memahami menurut cara memahaminya juga ada dua, yaitu mekanis dan logis.
5. Fungsi
menyimpan
Masalah
yang timbul berkenaan dengan fungsi menyimpan adalah bagaimana agar apa yang
sudah dipelajari dapat disimpan dengan baik sehingga pada saat tertentu dapat
ditimbulkan kembali.
6. Fungsi
menimbulkan kembali
Dalam kejadian ini dapat ditempuh melalui dua cara,
yaitu :
·
Mengingat kembali (to
recall)
·
Mengenal kembali (to
recognize)
7. Kelupaan
adalah suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak mampu menimbulkan kembali
kesan-kesan yang telah disimpan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad
Abu dan M. Umar, Psikologi Umum,
2003.
2. Walgito,
Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi, 2003.
3. Atkinson,
Rita, Pengantar Psikologi, Jakarta : Erlangga, 1983.
[2] Abu Ahmad dan M. Umar, Psikologi
Umum, hal. 40
[4] Abu Ahmad dan M. Umar, Psikologi Umum, 2003, hal. 41
Category: makalah PAI
0 komentar