Pengaruh Pelaksanaan Salat Malam terhadap Ketenteraman Jiwa Santri Pondok Pesantren
Bab I
Pendahuluan
Islam sebagai agama
yang bermuara pada prinsip rahmatan lil alamin, sebenarnya telah
memberikan pedoman dasar bagi permasalahan hidup manusia. Diantara ajaran Islam
yang dapat digunakan sebagai terapi terhadap gangguan kejiwaan untuk mencapai
kebahagiaan dan ketenteraman jiwa adalah salat, sebagaimana firman Allah:
Artinya, “…dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku” (Q.S.
Thaha: 14).[1])
Dalam
ayat yang lain dijelaskan bahwa fungsi mengingat Allah (dzikrullah)
adalah untuk menenteramkan batin atau jiwa manusia, sebagaimana firman-Nya:
Artinya, “(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S.
Ar-Ra’d: 28).[2])
Salat malam merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah
sekaligus sebagai sarana pendekatan secara psikhis. Salat malam sangat
dianjurkan oleh Allah yang dalam ayat-Nya merupakan suatu ibadah tambahan dan
Allah akan memberikan tempat yang terpuji bagi hamba yang mau melaksanakannya.
Tentang salat malam, dalam Alquran surat Al-Isra’ ayat 79, disebutkan:
Artinya, “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang
tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan, mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (Q.S. Al-Isra’: 79).[3])
Pada dasarnya hikmah
salat malam tidak jauh berbeda dengan salat-salat yang lain. Hikmah salat
malam itu antara lain:
1. mendekatkan
diri kepada Allah
2.
sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan
3.
sarana untuk berdzikir (mengingat) kepada
Allah, pengabdian total dan tawakkal kepada-Nya
4.
membina kepribadian muslim
5.
menimbulkan jiwa yang tenang
6.
terhindarnya manusia dari perbuatan keji dan
mungkar
7.
menjaga kesehatan jasmani
8.
Allah akan memberikan tempat yang terpuji bagi
hamba yang mau melaksanakannya.
Untuk memperoleh hikmah-hikmah salat tersebut di atas, seseorang harus
menjalankan salat secara benar, yang dilakukan secara terus menerus dan
sempurna rukun dan syarat, maupun kekhusyu’an dan menghadirkan hati.
Bagi santri salat malam
dapat dijadikan motivator dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelajar,
sehingga dalam belajar para santri dapat menghadapinya dengan pikiran yang
terang dan hati yang tenang. Dengan melaksanakan salat malam para santri akan
selalu dekat dengan Allah, karena salat malam juga merupakan sarana untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan sekaligus sebagai latihan agar senantiasa
beribadah dan memiliki jiwa yang bersih dan tunduk kapada-Nya. Pada waktu
melaksanakan ibadah malam itu, santri bisa mengabdi secara total dan tawakkal
kepada Allah, sehingga diharapkan menjadi sosok yang bepribadi kokoh, jiwanya
juga selalu tenteram.
A. Alasan Pemilihan Judul
Peneliti mengetengahkan judul
“Pengaruh Pelaksanaan Salat Malam terhadap Ketenteraman Jiwa Santri
Pondok Pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang”, karena merasa salat malam sangat penting untuk
dilaksanakan sebagaimana yang terkandung dalam ayat Allah tersebut; dalam hal
ini untuk ketenteraman jiwa, khususnya jiwa santri pondok pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
Bagi santri salat malam dapat dijadikan motivator dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelajar. Dengan melaksanakan salat malam
diharapkan santri dapat meningkatkan aktivitas belajar, sehingga dalam belajar
para santri dapat menghadapinya dengan pikiran yang terang dan hati yang
tenang. Hikmah melaksanakan salat malam adalah para santri akan selalu dekat
dengan Allah, dan tidak melalaikan tugasnya sebagai pelajar, karena belajar juga merupakan suatu
hal yang harus dilaksanakan untuk mencari pengetahuan yang belum ataupun tidak
diketahuinya.
Salat malam juga merupakan
sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan sekaligus sebagai latihan agar
senantiasa beribadah dan memiliki jiwa yang bersih dan tunduk kepada Allah SWT.
Salat malam juga merupakan sarana untuk mengingat (berdzikir) kepada
Allah. Pada waktu melaksanakan ibadah malam itu, santri bisa mengabdi secara
total dan tawakkal kepada-Nya. Hikmahnya, akan jadi sosok yang berpribadi
kokoh, jiwanya juga sesalu tenteram.
Mengingat pelaksanaan salat
malam mempunyai arti penting dalam mencapai ketenteraman jiwa, maka dipandang
perlu untuk diadakan penelitian
pelaksanaannya, dan pengaruhnya terhadap ketenteraman jiwa, khususnya
terhadap santri pondok pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang yang
mayoritas adalah pelajar.
B. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kekeliruan dalam
menafsirkan judul maka perlu diberikan beberapa penegasan istilah yang
berkenaan dengan judul penelitian ini, yaitu:
1.
Pengaruh
Pengaruh
adalah daya yang ada atau kemampuan yang timbul dari sesuatu (orang, benda dan
sebagainya)[4]);
maksudnya adalah pengaruh yang timbul pada jiwa seseorang yang melaksanakan
salat malam.
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan berarti proses, cara, perbuatan
melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb).[5])
Dalam hal ini pelaksanaan salat malam yang dilakukan oleh para santri pondok
pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
3. Salat
Malam
Menurut Sayyid Sabieq salat adalah ibadah
yang terdiri dari beberapa perkataan dan perbuatan tertentu, yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.[6])
Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan salat malam adalah salat sunnah yang
dilaksanakan pada malam hari, seperti tahajjud, witir, istikharah dan hajat.
4.
Ketenteraman Jiwa
Ketenteraman bararti keamanan, ketenangan
(hati, pikiran).[7])
Jiwa berarti seluruh kehidupan batin manusia.[8])
Ketenteraman jiwa atau istilah lain ketenangan jiwa adalah jiwa yang telah
yakin akan perkara yang haq dan tiada lagi perasaan syak, berpegang
teguh pada ketentuan syariat sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh nafsu
syahwat dan berbagai keinginan.[9])
5.
Santri
Santri dalam arti sempit berarti mereka yang
belajar di pondok pesantren, sedang dalam arti luas adalah untuk mewujudkan
seorang muslim yang saleh, menjalankan prinsip-prinsip Islam menurut cara yang
diajarkan ulama ortodoks.[10])
6.
Pondok Pesantren
Menurut Manfred Ziemek, kata pondok berasal
dari funduq (Arab) yang berarti rumah tidur atau wisma sederhana,
sedangkan kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan
akhiran -an yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah “tempat para
santri”[11]):
di mana para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang
(atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai.[12])
Sedangkan pengertian pondok pesantren adalah
suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat
sekitar, dengan sistem asrama (kampus) di mana santri-santri menerima
pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada
di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang Kyai
dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala
hal.[13])
Adapun yang dimaksud pondok pesantren di sini adalah pondok pesantren
At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
Dari penegasan istilah di
atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan “Pengaruh Pelaksanaan
Salat Malam terhadap Ketenteraman Jiwa Santri Pondok Pesantren At-Thohiriyah
Pedurungan Semarang”, adalah kemampuan yang timbul pada jiwa seseorang (santri)
yang melaksanakan salat malam (tahajjud, witir, istikharah dan hajat), sehingga
dalam jiwa orang tersebut merasakan adanya keamanan, ketenangan (hati, pikiran)
dan terhindar dari perasaan syak, dan tidak mudah terombang-ambing oleh
nafsu syahwat dan berbagai keinginan. Dalam hal ini khususnya adalah jiwa
santri pondok pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
C. Permasalahan
Bertitik tolak dari latar
belakang alasan pemilihan judul serta definisi operasional yang dikemukakan di
atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.
Bangaimana tingkat pelaksanaan salat malam yang
dilaksanakan oleh santri
pondok pesantren At-Thohiriyah
Pedurungan Semarang ?
2.
Bagaimana tingkat ketenteraman jiwa santri
pondok pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang ?
3.
Seberapa jauh salat malam yang dilakukan itu
berpengaruh terhadap ketenteraman jiwa santri pondok pesantren At-Thohiriyah
Pedurungan Semarang ?
D. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari
permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan salat malam
yang dilakukan oleh santri pondok pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
2.
Untuk
mengetahui tingkat ketenteraman
jiwa santri pondok
pesantren At-Thohiriyah
Pedurungan Semarang.
3.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
pelaksanaan salat malam terhadap ketenteraman jiwa santri pondok pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
E. Hipotesis
Hipotesis dari arti
katanya berasal dari dua penggalan kata, yaitu “hypo” yang artinya
dibawah dan “thesa” yang artinya kebenaran. Adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.[14])
Adapun hipotesis yang diajukan berdasarkan permasalahan di
atas adalah “Pelaksanaan salat malam
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketenteraman jiwa santri pondok
pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang”
F. Metodologi Penelitian
1)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian[15]),
sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[16])
Suharsimi Arikunto berpendapat “Untuk sekedar encer-encer maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika objeknya besar maka dapat
diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25%
atau lebih”.[17])
Berdasarkan pertimbangan di atas maka dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah santri pondok pesantren
At-Thohiriyah Pedurungan Semarang yang seluruhnya berjumlah 150 santri.
Sedangkan sampel yang di ambil adalah 20 % dari 150 santri, sehingga sampelnya
adalah 30 santri.
2)
Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.[18])
Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:
a)
Pelaksanaan salat Malam (variabel bebas),
dengan indikator:
(1)
Macam-macam salat malam
(2)
Frekuensi pelaksanaan salat malam
(3)
Motivasi melaksanakan salat malam
(4)
Kegunaan / hikmah melaksanakan salat malam.
b)
Ketenteraman Jiwa (variabel terikat),
dengan indikator:
(1)
Kemampuan menahan hawa nafsu
(2)
Kesabaran dan tawakkal
(3)
Merasa dekat dengan Allah.
3)
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut:
a)
Metode Interviu
Metode ini merupakan “teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan sumber data”.[19])
b)
Metode Angket
Metode angket juga disebut metode “questioner”.[20])
Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui/dialami”.[21])
Dari pendapat di atas maka angket diartikan sebagai suatu daftar yang berisikan
pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang menjadi sasaran angket tersebut
(responden). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan
salat malam dan ketenteraman jiwa santri pondok pesantren At-Thohiriyah
Pedurungan Semarang
c)
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan
data yang menggunakan dokumen-dokumen yang ada. Dengan metode ini dapat
diperoleh cacatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto metode dokumentasi
adalah; “Metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, raport,
leger, agenda dan sebagainya”.[22])
Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang sejarah berdirinya, struktur organisasi, letak geografis, keadaan
sarana dan prasarana pondok pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
d)
Metode Pengamatan atau Observasi
Observasi ialah “Penelitian yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan kepada obyek penelitian, baik secara langsung
maupun tidak langsung”[23],
dan terkadang dengan berpartisipasi.
Metode ini digunakan untuk menggali data
tentang letak geografis, sarana dan prasaran serta keadaan santri pondok
pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
4)
Metode Analisis Data
Hal ini dilakukan untuk mengolah data mentah
yang telah diperoleh dari kancah penelitian. Data dianalisis dengan analisis
kuantitatif melalui pendekatan statistik. Adapun tahapan-tahapan dalam mengolah
data dan menganalisisnya adalah sebagai berikut:
a)
Analisis Pendahuluan
Analisis ini digunakan dalam pengelompokkan
data, kemudian dimasukkan dalam distribusi frekuensi pada tiap variabel; dengan
memberikan skor atau nilai pada tiap-tiap alternatif jawaban sebagai berikut:
-
Alternatif jawaban a dengan skor 4, interval
3.50 – 4.49 dengan kriteria baik sekali.
-
Alternatif jawaban b dengan skor 3, interval
2.50 – 3.49 dengan kriteria baik.
-
Alternatif jawaban c dengan skor 2, interval
1.50 – 2.49 dengan kriteria cukup/sedang.
-
Alternatif jawaban d dengan skor 1, interval
0.50 – 1.49 dengan kriteria kurang.
b)
Analisis Uji Hipotesis
Dalam analisis ini akan diadakan perhitungan
lebih lanjut melalui tabel frekuensi yang ada dari analisis pendahuluan. Maka
untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan salat malam terhadap ketenteraman jiwa
santri, digunakan rumus analisis regresi satu prediktor, dengan rumus sebagai
berikut:
S2reg
F
reg =
S2res
Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
(1)
Mencari skor deviasi, dengan rumus:
(S X)2
(a)
S x2 = SX2 –
N
(S Y)2
(b)
S y2 = SY2 –
N
(S X) (SY)
(c)
S xy = SXY –
N
(2)
Mencari persamaan garis regresi, dengan rumus:
Y’ = a + bx
(a)
Mencari
b, rumusnya:
S xy
b =
S x2
(b)
Mencari a, rumusnya:
a = Y – bX
Keterangan:
Y’ = garis lurus
a = intercept
b = coefisient regresi (slope)
(3)
Mencari harga F dengan skor deviasi, dengan
rumus
(S xy)2
(a) SS reg =
Sx2
Sy2
- (S
xy)2
(b)
SS res =
Sx2
SS reg
(c)
S2 reg =
k
SS res
(d)
S2 reg =
N-k-1
S2reg
(e)
F reg =
S2res
Keterangan:
F reg = koefisien korelasi F
S2reg = varian regresi
S2res = varian residu
SSreg = jumlah
kuadrat keseluruhan regresi
SS res = jumlah
kuadrat error control
N = jumlah responden
K = prediktor [24])
c)
Analisis Lanjut
Analisis ini digunakan untuk membuat
interpretasi dengan jalan membandingkan harga F reg dengan harga F t,
maka akan diketahui
1.
Jika Freg > Ft 5% atau
1% maka hasilnya signifikan (hipotesis diterima)
2.
Jika Freg < Ft 5% atau
1% maka hasilnya non-signifikan (hipotesis tidak diterima)
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan dalam
memahami masalah-masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulisan
dibagi menjadi:
1)
Bagian muka (Preliminiarries)
Pada bagian ini terdiri dari halaman judul,
nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata
pengantar, daftar isi dan daftar tabel.
2)
Bagian isi (batang tubuh) yang terdiri dari 5
(lima) bab, yaitu:
Bab
I : Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan
tentang alasan pemilihan judul,
penegasan istilah, permasalahan, tujuan penulisan skripsi, hipotesis, metode
penulisan skripsi dan sistematika penulisan skripsi.
Baba
II :
Merupakan landasan teori yang berkaitan
dengan teori-teori yang terdapat di dalam berbagai literatur. Dalam bab ini
dibahas tentang pelaksanaan salat malam (qiyamullail) yang meliputi:
pemgertian salat malam, macam-macam salat malam, dasar pelaksanaan salat malam,
adab melaksanakan salat malam, kaifiat melaksanakan salat malam dan fadhilah
(hikmah) melaksanakan salat malam. Dalam bab ini juga di bahas tentang
ketenteraman jiwa yang meliputi:
pengertian ketenteraman jiwa, faktor-faktor pendukung dan penghambat
ketenteraman jiwa, pentingnya salat malam bagi jiwa, kemampuan menahan hawa
nafsu, kesabaran dan tawakkal, merasa
dekat dengan Allah, dan hubungan antara pengaruh pelaksanaan salat malam dengan
ketenteraman jiwa.
Bab
III :
Merupakan laporan hasil penelitian yang merupakan kondisi realistik di lapangan
penelitian. Bab ini memaparkan situasi umum pondok pesantren At-Thohiriyah
Semarang yang meliputi: latar belakang berdirinya, letak geografis, struktur
organisasi, keadaan santri, serta sarana dan prasarana; juga tentang situasi
khusus yang meliputi: data tentang pelaksanaan salat malam dan
ketenteraman jiwa santri pondok pesantren At-Thohiriyah Pedurungan Semarang.
Bab
IV :
Merupakan analisis data tentang pengaruh
pelaksanaan salat malam terhadap ketenteraman jiwa santri pondok
pesantren At-Thohiriyah
Pedurungan Semarang. Bab ini terdiri tiga tahap yaitu: analisis pendahuluan,
analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.
Baba
V :
Merupakan bab terakhir yang meliputi
simpulan, saran-saran dan penutup.
3)
Bagian akhir, memuat daftar pustaka,
lampiran-lampiran, dan riwayat pendidikan peneliti.
[1])
Prof. R.H.A. Soenarjo, S.H., dkk., Alquran
dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Alquran, Depag. R.I.,
Jakarta, PT. Kumudasmoro Grafindo, Semarang 1994, hlm. 477.
[4])
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta,
1990, hlm. 474.
[9])
Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, terj. Juz. 30, CV. Toha
Putra Semarang, 1970, hlm. 259.
[10])
Depag RI., Ensiklopedi Islam, Proyek
Peningkatan Sarana dan Prasarana, Perti Agama, Jakarta, 1987, hlm. 819.
[11])
Dr. dr. Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alterrbatif Masa
Depan, Gema Insani Press, Jakarta, 1997, hlm. 70.
[13])
Prof. HM. Arifin, M.Ed., Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum),
Bumi Aksara, Jakarta, 1995, hlm. 240.
[14])
Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik
Rineka Cipta, Jakarta, cet.VII, 1991, hlm. 62.
[19])
Drs. Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi,
Angkasa, Bandung, 1987, hlm. 83.
Category: skripsi PAI
0 komentar